Berdasarkan data yang dilampirkan terdapat 18,8% atau setara dengan 1,6 juta generasi Z sebagai pemilih pemula dalam Pilkada 2024. Dengan jumlah yang tidak sedikit, Andi berharap agar para pemilih pemula mampu menentukan calon pemimpin dengan baik dan sesuai aturan.
Selain itu sebagai pembuka politik cerdas, generasi Z perlu mengetahui visi misi dan rekam jejak digital para calon pasangan.
Dalam kesempatan yang sama. M. Budi Santosa menjelaskan peran media dalam mendekati Gen Z. Menurutnya, media daring menjadi sarana utama Gen Z dalam mencari informasi, sehingga pendekatan ekstra diperlukan untuk mengedukasi mereka tentang pentingnya partisipasi dalam Pilkada 2024.
"Kita perlu tahu apa yang diinginkan Gen Z dalam menggali informasi. Dengan demikian, kita perlu melakukan pendekatan yang lebih ekstra untuk mengedukasi Gen Z agar dapat berpartisipasi dalam pemilihan pilkada/pemilu," ujar Budi.
Selain itu, Budi juga menyoroti pentingnya pemilih rasional yang sadar bahwa suara mereka menentukan masa depan daerah dan negara. Ia menekankan perlunya memahami tahapan Pilkada, termasuk mekanisme untuk melakukan gugatan jika ada dugaan kecurangan.
"Pemilih rasional adalah mereka yang paham bahwa suara mereka menentukan masa depan. Kita juga perlu memahami tahapan Pilkada dan mekanisme untuk protes jika ada kecurangan," tambahnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)