Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Literasi Pemilih Cerdas, Gen Z Jadi Peran Utama dalam Pilkada 2024

Kristalensi Bunga Nauli Sihite , Jurnalis-Senin, 20 Mei 2024 |17:19 WIB
Literasi Pemilih Cerdas, Gen Z Jadi Peran Utama dalam Pilkada 2024
Gen Z punya peran utama di Pilkada 2024 (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTAGen Z memiliki peran utama dalam penyelenggaraan Pilkada 2024. Untuk itu, Gen Z diharapkan mendapatkan literasi politik.

Literasi politik menjadi solusi harapan untuk memecah isu degradasi politik. Literasi politik tersebut diusung kepada generasi Z. Peran generasi Z menjadi aktor utama dan krusial dalam penyelenggaraan Pilkada 2024.

Anggota Bawaslu Kota Jakarta Selatan Periode 2023-2028 Andi Maulana menilai, kebijakan politik yang berlaku di DKI Jakarta akan tetap menjadi icon syndrome demokrasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu implementasi terhadap pergerakan politik pada pembangunan literasi untuk pemilih cerdas.

“Pemilih cerdas harus melihat bahwa DKI Jakarta dengan beberapa daerah yang lain dalam ketentuan Undang-Undang 10 misalnya, soal bagaimana dan kaitannya dengan Undang-Undang 2024 yang terbaru ini agak tidak saling mendukung,” ujar Andi Maulana, pada acara Seminar Nasional Literasi Politik Pemilih Cerdas Menyongsong Pilkada 2024 untuk Gen Z, (20/5/2024).

Adapun pembicara dalam seminar ini adalah, Koordinator Program Studi Ilmu Politik S1 Restu Rahmawati, S.Sos., M.A; Direktur Keuangan Lembaga Survei Indodata Muntazhimah Nasution; Pemimpin Redaksi Okezone M. Budi Santosa, M.I.Kom; Anggota Bawaslu Kota Jakarta Selatan Periode 2023-2028 Andi Maulana, S E.,M.H; dan Direktur Lembaga Pengkajian Strategis Indonesia (LPKSI) Dr. Syahrul Salam, S.Pd., M.Si.

Andi menambahkan bahwa persoalan pemilih berada pada sel-sel pasif, sehingga generasi Z diutus sebagai pemilih pemula agar dapat menentukan pilihannya.

“Persoalan pemilih ini tidak akan pernah selesai. Agak sulit memang selesai sepanjang pengaturan Undang-Undang Pemilihan menempatkan pemilih itu pada sel-sel pasif atau tidak aktif,” jelasnya.

“Tapi ya terlepas dari persoalan itu karena memang Undang-Undang nya sendiri pun belum ada perubahan maka mau tidak mau pemilih seperti Gen Z ini bisa menentukan, merubah dan memperbaiki hal-hal yang menjadi harapan besar masyarakat,” tambahnya.

Berdasarkan data yang dilampirkan terdapat 18,8% atau setara dengan 1,6 juta generasi Z sebagai pemilih pemula dalam Pilkada 2024. Dengan jumlah yang tidak sedikit, Andi berharap agar para pemilih pemula mampu menentukan calon pemimpin dengan baik dan sesuai aturan.

Selain itu sebagai pembuka politik cerdas, generasi Z perlu mengetahui visi misi dan rekam jejak digital para calon pasangan.

Dalam kesempatan yang sama. M. Budi Santosa menjelaskan peran media dalam mendekati Gen Z. Menurutnya, media daring menjadi sarana utama Gen Z dalam mencari informasi, sehingga pendekatan ekstra diperlukan untuk mengedukasi mereka tentang pentingnya partisipasi dalam Pilkada 2024.

"Kita perlu tahu apa yang diinginkan Gen Z dalam menggali informasi. Dengan demikian, kita perlu melakukan pendekatan yang lebih ekstra untuk mengedukasi Gen Z agar dapat berpartisipasi dalam pemilihan pilkada/pemilu," ujar Budi.

Selain itu, Budi juga menyoroti pentingnya pemilih rasional yang sadar bahwa suara mereka menentukan masa depan daerah dan negara. Ia menekankan perlunya memahami tahapan Pilkada, termasuk mekanisme untuk melakukan gugatan jika ada dugaan kecurangan.

"Pemilih rasional adalah mereka yang paham bahwa suara mereka menentukan masa depan. Kita juga perlu memahami tahapan Pilkada dan mekanisme untuk protes jika ada kecurangan," tambahnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement