Sementara Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib sangat kagum dengan komitmen guru-guru di Scott Head dalam mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia kepada para siswanya.
Menurutnya, di Australia ada sekitar 520 sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia. Namun, di Scotts Head Public School, Bahasa Indonesia bukan sekedar sebagai suatu mata pelajaran, melainkan sebagai bahasa pengantar dalam setiap pembelajaran di sekolah.
“Scotts Head Public School merupakan satu-satunya bilingual school di Australia, di mana bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia dan Inggris. Banyak sekolah di Australia yang hanya menjadikan bahasa Indonesia sebatas mata pelajaran, sementara disini, Bahasa Indonesia menjadi lebih hidup karena digunakan sebagai bahasa pengantar. Mereka belajar matematika, biologi, bahkan olah raga dalam bahasa Indonesia. Ini sangat luar biasa," ungkap Najib.
Menurut Najib, KBRI Canberra mendukung penuh sekolah-sekolah di Australia untuk mengajarkan Bahasa Indonesia, terlebih bahasa Indonesia saat ini sudah menjadi salah satu bahasa resmi dalam persidangan di UNESCO.
Dukungan yang diberikan pemerintah Indonesia kepada sekolah di Australia antara lain pengiriman guru bantu, peningkatan kapasitas guru, penyediaan bahan ajar, maupun dukungan dalam promosi budaya Indonesia di sekolah. Atdikbud Najib pun berjanji akan mengirimkan guru bantu ke Scotts Head Public School yang dapat mengajarkan bahasa maupun seni dan budaya Indonesia.
Sementara kepala sekolah Scotts Head, Annete Balfour mengaku gembira dengan kedatangan KBRI Canberra. Menurutnya sekolah ingin menjadi jembatan persahabatan antara Indonesia dan Australia.
Bahasa dan Budaya Indonesia, tambah Annete, bukan hanya diperkenalkan sebagai sebuah pengetahuan, tapi sekolah juga ingin para siswa bisa menjadi lebih dekat dengan Indonesia melalui bahasa dan budaya yang dipraktikkan di sekolah.
(Dani Jumadil Akhir)