JAKARTA - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. dr. Ova Emilia buka suara soal masih rendahnya lulusan S2 dan S3 di Indonesia.
Hal tersebut dibahas Rektor UGM saat mewisuda sebanyak 836 lulusan program pascasarjana.
Rektor menyebutkan, jumlah lulusan Pascasarjana di Indonesia masih minim, dia mengutip dari pidato Presiden Joko Widodo dalam acara forum Rektor di Surabaya pada 15 Januari lalu mengenai rendahnya rasio penduduk Indonesia berpendidikan S2 dan S3 (0.45%) dan kalah bersaing dengan negara tetangga (2,43%) maupun negara maju (9,8%).
Dari kondisi tersebut, kata Rektor, lulusan baru program pascasarjana saat ini memiliki tugas penting untuk turut berkontribusi nyata sebagai subjek pembangunan yang membantu pemecahan masalah nasional maupun global melalui pengembangan keilmuan berkelanjutan.
Apalagi program Indonesia Emas 2045 memerlukan sumber daya manusia berkualitas unggul dan berdaya saing tinggi, serta setia berkomitmen menjaga martabat dan moralitas pengetahuan.
”Transformasi sosial untuk mewujudkan SDM unggul perlu didukung dengan pendidikan dan riset-riset inovatif yang relevan dengan kebutuhan kontemporer, salah satunya ditopang melalui penyelenggaraan pendidikan Pascasarjana,” katanya dalam laman UGM, Senin (29/1/2024).
Rektor juga berpesan agar lulusan UGM selalu menjaga nama baik almamater maupun martabat dan moralitas pengetahuan, serta integritas profesi di manapun nantinya akan berkarya.
”Teruslah menjadi pribadi yang adaptif, inovatif, berdaya saing, dan berkarakter untuk mendukung pembangunan Indonesia Emas. Karena kita saat ini sedang berada di tahun politik, saya juga berpesan agar kita semua bisa menjaga nilai-nilai keindonesiaan yang dijiwai dengan semangat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman,” pesannya.
Diketahui, UGM kembali meluluskan sebanyak 836 lulusan program pascasarjana, terdiri 700 lulusan Program Magister, 92 lulusan Program Spesialis, 3 lulusan Subspesialis, dan 41 lulusan Doktor pada Rabu 24 Januari 2024 di Grha Sabha Pramana.