JAKARTA - Kisah inspiratif datang dari salah satu lulusan UGM. Dia adalah Mukhamad Ngainul Malawani.
Dirinya merupakan salah satu di antara 836 lulusan program pascasarjana UGM yang diwisuda pada hari Rabu 24 Januari di Grha Sabha Pramana. Ngainul berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi 4,00 sekaligus berpredikat Pujian.
Tidak hanya sampai di situ, dia juga dinobatkan sebagai wisudawan dengan predikat lulusan tercepat karena berhasil meraih doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Padahal, masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan.
Ngainul mengaku senang berhasil menyelesaikan doktor dengan predikat IPK tertinggi dan menjadi lulusan tercepat. Yang menarik, Ngainul tidak hanya berhasil menyelesaikan studi doktor, namun juga menyelesaikan pendidikan doktor di dua kampus yang berbeda yakni di Prodi S3 Ilmu Geografi UGM dan pendidikan doktor di University of Paris 1 Panthéon-Sorbonne.
“Sebenarnya saya ambil kuliah di dua tempat. Di UGM terdaftar Januari 2021. Di Perancis compulsory course telah selesai pada tahun pertama, jadi tinggal melanjutkan riset. Karena tahun 2021 juga masih suasana pandemi, kuliah di UGM pun semua dijalankan online tanpa harus saya pulang ke Indonesia,” katanya.
Pria yang bekerja sebagai tenaga pengajar di Fakultas Geografi UGM sejak tahun 2018 bercerita ia lulus S1 Geografi Lingkungan UGM tahun 2014. Selanjutnya melanjutkan pendidikan S2 Magister Geografi UGM Lulus 2017. Kemudian karena diterima menjadi tenaga pendidik di UGM, ia pun melanjutkan studi di Prancis November 2019. “Di sana saya mengambil program join supervision, agar dapat dibimbing oleh supervisor dari Prancis dan Indonesia,” kenangnya.
Beruntung bagi Ngainul, adanya kerja sama UGM dengan Univ Paris 1 Panthéon-Sorbonne lalu dilanjutkan kerja sama Fakultas Geografi UGM dengan Ecole Doctorale Geographie de Paris yang salah satunya adalah terkait pembukaan program double degree untuk jenjang doktor. “Kebetulan saya jadi mahasiswa di sana dan terjalinnya hubungan baik yang sudah sangat lama antar kedua institusi, maka MoU dan Agreement dicoba untuk dijalankan,” jelasnya.