Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ada Es Batu yang Tak Bisa Mencair Temuan Fisikawan, Ini Penampakannya

Salsyabila Sukmaningrum , Jurnalis-Kamis, 19 Oktober 2023 |08:15 WIB
Ada Es Batu yang Tak Bisa Mencair Temuan Fisikawan, Ini Penampakannya
Es batu tak bisa mencair ditemukan fisikawan (Foto: Earth)
A
A
A
 

JAKARTA - Para ilmuwan menemukan es jenis superionik yang tak bisa mencair. Canggih bukan?

Es ini hanya bisa mencair kecuali di suhu panas ekstrem. Percobaan tersebut pertama kalinya dilakukan dalam percobaan di laboratorium, dan empat tahun lalu mereka mengkonfirmasi keberadaan dan struktur kristalnya.

Dikuip dari sciencealert.com, Kamis (19/10/2023), pada tahun 2022 lalu peneliti dari beberapa universitas di Amerika Serikat dan laboratorium Stanford Linear Accelerator Center di California (SLAC) menemukan fase baru es superionik. Penemuan ini juga memperdalam pemahaman mengapa Uranus dan Neptunus memiliki medan magnet yang tidak teratur dengan banyak kutub.

Umumnya, air diketahui sebagai molekul sederhana berbentuk siku yang terdiri dari satu atom oksigen yang dihubungkan dengan dua hidrogen yang menetap pada posisi tetap ketika air membeku. Penemuan dari para ilmuwan tersebut membuktikan bahwa es superionik sangat berbeda.

Es superionik ini diklaim menjadi salah satu bentuk air paling melimpah di alam semesta dan diperkirakan tidak hanya mengisi interior Uranus, Neptunus, tetapi juga planet ekstrasurya serupa. Para ilmuwan mengkonfirmasi pada 2019 lalu bahwa sebuah struktur di mana atom oksigen dalam es superionik terkunci dalam kisi kubik padat. Atom hidrogen yang terionisasi dilepaskan akan mengalir melalui kisi tersebut seperti elektron melalui logam.

Hal ini memberikan sifat konduktif pada es superionik dan meningkatkan titik lelehnya sehingga air beku tetap padat pada suhu yang sangat tinggi. Studi terbaru fisikawan Arianna Gleason dari Stanford University dan rekannya juga mencoba mengiris tipis air yang diapit diantara dua lapisan berlian dengan laser yang sangat kuat. Gelombang kejut yang berturut-turut dari laser meningkatkan tekanan hingga 200 GPa (2 juta atmosfer) dan suhu hingga sekitar 5.000 K (8.500 °F), lebih panas dari suhu percobaan tahun 2019, tetapi pada tekanan yang lebih rendah.

“Penemuan terbaru tentang planet ekstrasurya mirip Neptunus yang kaya air memerlukan pemahaman yang lebih rinci tentang diagram fase (air) pada kondisi tekanan suhu yang relevan dengan interior planetnya,” kata Arianna Gleason, fisikawan Stanford University bersama rekannya dalam makalah mereka.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement