JAKARTA - Masyarakat sipil berjatuhan akibat perang Hamas-Israel termasuk tiga mahasiswa Palestina yang telah dilaporkan tewas. Bahkan satu universitas di Gaza telah rusak parah dalam konflik yang meningkat di Israel dan Palestina.
Universitas-universitas di Israel dan Jalur Gaza telah mengumumkan penutupan sementara mereka dan universitas-universitas di Tepi Barat telah beralih ke pendidikan jarak jauh. Dikutip dari www.universityworldnews.com, Jumat (13/10/2023), 11 mahasiswa internasional juga dilaporkan tewas. Di Tepi Barat yang diduduki, tiga universitas mengumumkan bahwa seorang mahasiswa telah terbunuh.
BACA JUGA:
Universitas Birzeit mengumumkan kematian Muhammad Awad Jarboua, lulusan program Sarjana Perbankan dan Ilmu Keuangan, mengatakan bahwa ia ditembak oleh orang Israel di dekat kota Al-Laban Al-Gharbi. Universitas Teknik Palestina Kadoorie mengumumkan kematian seorang mahasiswa, Labib Muhammad Labib Dhamidi, akibat serangan Israel.
Di Tepi Barat yang diduduki, Universitas Ahliya Palestina mengumumkan pembunuhan mahasiswa terapi fisik Ahmed Ashraf Khalaf Zaqiq (putra Profesor Ashraf Zaqiq) yang terkena peluru pada 10 Oktober di kota Beit Ummar, utara Hebron. Universitas Islam Gaza mengeluarkan pernyataan pada 10 Oktober.
BACA JUGA:
"Sebagian besar bangunan Universitas Islam Gaza mengalami kerusakan besar dan kerugian material yang parah," kata pihak kampus.
"Gedung Sekolah Tinggi Teknologi Informasi, gedung Dekan Pengabdian Masyarakat dan Pendidikan Berkelanjutan, dan gedung Sekolah Tinggi Sains universitas semuanya terkena kerusakan," bunyi pernyataan itu.
Israel telah membom beberapa kementerian, kantor pusat dan lembaga pemerintah yang berdekatan dengan universitas pada hari Senin, menyebabkan kerusakan parah pada daerah sekitarnya di mana universitas berada. Dalam pernyataannya, universitas menyerukan kepada semua lembaga, organisasi dan badan-badan internasional untuk campur tangan dengan cepat, dan bekerja keras untuk melindungi lembaga-lembaga yang melayani semua rakyat Palestina dari serangan-serangan ini.
BACA JUGA:
"Bergerak segera untuk menjamin hak siswa atas pendidikan yang aman," tegasnya.
Selama operasi militer Israel di Gaza, lembaga pendidikan, yang cenderung merupakan bangunan umum besar, telah digunakan untuk melindungi keluarga pengungsi, dan banyak sekolah dan universitas telah menderita serangan langsung atau kerusakan ledakan selama serangan udara Israel, seperti yang dilaporkan oleh Koalisi Global untuk Melindungi Pendidikan dari Serangan.
(Marieska Harya Virdhani)