Fikry juga masih menyiasati supaya biaya pemeliharaan dan pembuatan aplikasi dan implementasi ini lebih terjangkau di masyarakat. Sebab secara perhitungan setidaknya biaya penelitian pengembangan hingga produksi memakan Rp 131 juta, untuk empat kuarter dan satu tahun.
BACA JUGA:
"Yang paling mahal untuk R&D Reseacrh and Development atau pengembangan. Kita juga akan building developer aplikasinya, kemudian akan memperluas sensor kita, sehingga bisa menjangkau luas wilayah di area penanamannya," ungkapnya.
Berkat aplikasi inovasi pemeliharaan ekosistem pesisir pantai ini, para pelajar SMK Telkom berhasil menjadi juara 1 Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI). Ia dan dua rekannya dibawah bimbingan pengajar Muhammad Arifin, mampu mengalahkan lebih dari 300 tim peserta dalam tiga tahapan, hingga akhirnya melaju di babak final yang diikuti oleh enam tim peserta.
"Dari sekitar 340 peserta itu kita lolos ke final, jadi tiga tahapan sebelum ke final. Di final karena kategori kita teknologi digital, lawannya ada enam tim peserta. Alhamdulillah dapat juara satu," kata dia.
(Marieska Harya Virdhani)