JAKARTA - Sisa-sisa peninggalan suku Maya ditemukan oleh sejumlah arkeolog. Penemuan tengkorak dilakukan di piramida Maya di Meksiko.
Para arkeolog menemukan sisa-sisa beberapa individu dengan tengkorak yang cacat dan menunjukkan indikasi ritual pemenggalan kepala. Situs pemakaman itu ditemukan di dekat reruntuhan Maya di Moral-Reforma, sebuah kotamadya Balancán dekat Tabasco. Sisa-sisanya digali tepat di depan tangga Struktur 18, sebuah piramida candi yang terletak di selatan kompleks utama.
Penemuan ini awalnya dilakukan oleh para arkeolog dan peneliti dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) pada bulan April, namun temuan tersebut diumumkan minggu ini setelah sisa-sisa manusia dianalisis. Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada tanggal 23 Agustus, INAH mengonfirmasi bahwa penguburan tersebut berasal dari Periode Klasik Akhir (600 hingga 900 M) pada masa ketika peradaban Maya makmur di wilayah Mesoamerika.
Sisa-sisanya terdiri dari tengkorak, pecahan rahang, dan tulang manusia pada ekstremitas bawah dan atas. Terungkap juga bahwa beberapa tulang ditutupi pigmen merah. Berdasarkan hasil analisis anatomi, seluruh individu tersebut adalah laki-laki berusia antara 17 dan 35 tahun. Mengorbankan tawanan perang adalah bagian dari budaya Maya, namun masih belum jelas apakah orang-orang tersebut adalah tawanan.
Jenazah milik 13 orang termasuk dua orang yang dipenggal dan lima orang yang tengkoraknya sengaja diubah bentuknya. Tengkorak salah satu individu yang dipenggal mengandung bekas potongan horizontal yang terletak di persimpangan kraniosevikal. Wilayah ini terdiri dari tulang yang membentuk dasar tengkorak dan dua tulang pertama di tulang belakang bagian atas.
BACA JUGA:
Dilansir dari Science Times, Senin (28/8/2023), menurut antropolog fisik Miriam Angélica Camacho Martínez dari INAH Tabasco Centre, tengkorak tersebut diekstraksi menggunakan benda tajam. Hal ini dipastikan karena hubungan anatomi antara serviks dan mandibula tetap terjaga. Namun, mereka kesulitan memastikan apakah cedera ini menjadi penyebab kematian atau dilakukan visum.
Tengkorak memanjang yang dimodifikasi diperoleh dengan menggunakan pita untuk menyempitkan kepala seseorang ketika mereka masih muda. Selain Maya, masyarakat kuno lainnya juga mempraktikkan tradisi ini, seperti masyarakat di Jepang, beberapa suku asli Amerika, wanita Eropa abad pertengahan, dan suku Hun. Para arkeolog percaya bahwa praktik ini mungkin telah meningkatkan status sosial seseorang.
Maya Reforma adalah sebuah kota yang dihuni sekitar tahun 300 M sebagai tempat perdagangan penting di sepanjang Sungai San Pedro Mártir. Pada saat mencapai puncaknya, kota ini mencakup area seluas 215 hektar (870.074 meter persegi) dengan alun-alun, istana, dan kompleks piramida.