Mereka juga sangat kesulitan, terlebih akses jalan tidak bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun empat.
Kondisi ini pun membuat orangtua siswa khawatir, setiap hari orangtua siswa harus mengantar anak-anaknya dipinggir sungai, setelah menyebrangkan anak-anak mereka ke pinggir sungai.
Mereka kembali ke rumah dan menunggu sampai jam pulang sekolah, mereka kembali ke sungai untuk menjemput anak mereka.
Sementara itu, Guru SDN Kolit, Lazarus Pala, mengatakan di sekolahnya terdapat 43 siswa, 11 siswa diantaranya merupakan siswa asal Dusun Lewomudat, Desa Waipaar yang setiap hari jalan kaki 3 kilo meter dan menyebrang sungai.
“Kesulitan akses ini membuat siswa dari Dusun Lewomudat sering terlambat masuk sekolah. Namun kami memakluminya karena mereka harus menempuh perjalanan jauh,” ujar Lazarus.