Politisi dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan, ketidakjelasan waktu pelaksanaan proyek dan tempat relokasi setidaknya membuat sejumlah pengembangan di SMAN 8 Garut terhambat.
Tak hanya itu, para orang tua siswa dan guru pun dibuat cemas oleh proyek strategis nasional tersebut.
"Mulai dari orang tua siswa yang cemas untuk menyekolahkan anaknya di SMAN 8 Garut, karena mereka berpikir sekolah akan pindah ke tempat jauh, hingga keragu-raguan SMAN 8 Garut mengembangkan fasilitas sekolah karena akan dibongkar lagi. Padahal belum tentu juga pelaksanaan pembangunan jalan tol ini dibangun di waktu dekat," ucapnya.
Selain berkomunikasi dengan Gubernur Ridwan Kamil, Enjang Tedi juga memastikan temuan terkait SMAN 8 Garut akan dicantumkan dalam laporan yang disampaikan pada unsur pimpinan Komisi V DPRD Jawa Barat.
Laporan ini, kata dia, mesti ditindaklanjuti dengan dibuatnya nota komisi.
"Karena pembangunan jalan ada di Komisi IV, kami akan mendorong agar pimpinan Komisi V melakukan koordinasi lintas komisi. Bagaimana pun juga PUPR Jawa Barat adalah mitra kerja dari Komisi IV, nanti kami akan dampingi jika Komisi V meminta keterangan atau penjelasan dari PUPR ini," katanya.
Kepala SMAN 8 Garut Jujun berharap sekolahnya mendapatkan solusi dari pemerintah, baik di daerah hingga tingkat pusat.