JAKARTA - Sejumlah menteri pendidikan pernah membuat kebijakan kontroversial di tengah masyarakat. Atas kebijakan yang dibuatnya itu, muncul protes dari beberapa kalangan.
Bahkan tak jarang, karena hal tersebut, ada yang mengundurkan diri dari jabatannya.
Berikut menteri pendidikan kontroversial.
1. Maszlee Malik
Maszlee Malik merupakan Menteri Pendidikan Malaysia yang mengundurkan diri pada Januari 2020.
Ia melepaskan jabatannya karena kebijakannya yang dikritik habis. Sejak menjabat, ia banyak menuai kontroversi.
Maszlee Malik dikritik lantaran fokusnya mudah terpecah akibat beragam masalah serta gagal menetapkan standar pendidikan.
Follow Berita Okezone di Google News
Salah satu kebijakan Maszlee Malik yang dikritik, yaitu mengimbau agar pelajar menggunakan sepatu warna hitam daripada warna putih agar tidak kelihatan cepat kotor.
Kemudian, ia juga menganjurkan para pelajar berenang di hotel serta menerapkan transaksi non-tunai di sekolah.
Tak hanya itu, pada September 2018, ia ditunjuk sebagai Presiden Universitas Islam Internasional Malaysia.
Tapi, ia justru didemo lantaran dianggap menjadi perpanjangan tangan pemerintah guna meredam kritik mahasiswa.
2. Bihar Chandra Shekhar
Menteri Pendidikan India Bihar Chandra Shekhar membuat kontroversi. Pasalnya, pada Rabu (11/1/2023), ia mengatakan buku agama Hindu Ramcharitmanas menciptakan kebencian masyarakat.
Menteri dari Partai RJD (Rashtriya Janata Dal) ini membuat pernyataan kontroversial ketika berpidato di pertemuan ke-15 Universitas Terbuka Nalanda. Partai BJP (Bharatiya Janata Party) pun mengecam pernyataan menteri pendidikan tersebut.
Juru bicara Partai BJP Nikhil Anand memperingatkan untuk tidak bermain-main dengan sentimen Hindu.
3. Muhadjir Effendy
Menteri Pendidikan Indonesia Muhadjir Effendy yang menduduki jabatan sejak 2016 pernah menuai kontroversi di tengah masyarakat.
Salah satunya adalah gagasan sistem full day school. Saat itu, ia beralasan sistem akan membangun karakter serta membuat anak tidak menjadi liar di luar sekolah.
Muhadjir mengatakan, full day school bukan berarti belajar seharian namun disertai dengan kegiatan positif yang bersifat non-akademis.
Protes dari berbagai kalangan pun muncul atas gagasan Muhadjir. Gagasan full day school dianggap mengurangi waktu siswa berinteraksi dengan lingkungan luar sekolah termasuk keluarga.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.