Share

Sejarah Bulan Februari dan Bagaimana Perhitungan Jumlah Harinya yang Sedikit

Tim Litbang MPI, MNC Portal · Senin 30 Januari 2023 11:19 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 30 624 2755487 sejarah-bulan-februari-dan-bagaimana-perhitungan-jumlah-harinya-yang-sedikit-u03wl7htXs.jpg Ilustrasi/Reuters

JAKARTA - Zaman dahulu sebelum tahun berisikan 12 bulan, satu tahun hanya terdapat 10 bulan yang dimulai dari Maret, diakhiri di Desember.

Namun, 10 bulan dalam satu tahun ternyata tidak sesuai dengan perubahan musim dan hitungan hari per tahun tidak hanya berjumlah 304 hari.

Dari situlah, Raja Roma, Numa Pompilius di tahun 700 SM menambahkan jumlah bulan yang semula 10 menjadi 12 bulan dengan Februari menjadi bulan penutupan dalam satu tahunnya.

Dengan penambahan bulan ini, hari dalam satu tahun juga bertambah, yang sebelumnya hanya ada 304 hari menjadi 354 atau 355 dengan perhitungan sebagai berikut:

Martius (Maret) 31 hari

Aprilis (April) 29 hari

Follow Berita Okezone di Google News

Maius (Mei) 31 hari

Junius (Juni) 29 hari

Quintilis (Juli) 31 hari

Sextilis (Agustus) 29 hari

September 29 hari

October (Oktober) 31 hari

November 29 hari

December (Desember) 29 hari

Ianuaris (Januari) 29 hari

Februarius (Februari) 29 hari

Pada zaman Kaisar Julius Caesar, ia menetapkan bahwa 1 tahun terdapat 365 atau dan 366 hari, yang setiap 4 tahun sekali disebut sebagai tahun kabisat.

Perubahan ini dilakukan karena menurut Caesar, perhitungan Numa Pampilius masih tidak tepat. Julius Caesar menetapkan bulan Februari memiliki 29 hari dan di setiap tahun kabisat menjadi 30 hari.

Masa kepemimpinan terus berganti, kemudian Julius Caesar digantikan oleh Kaisar Agustus, yang kemudian mengubah nama bulan Sextilis menjadi Augustus untuk mengabadikan namanya.

Ia juga mengubah bulan Augustus yang tadinya hanya berjumlah 30 hari menjadi 31 hari.

Augustus juga mengurangi hari di bulan Februarius untuk menambahkan hari di bulan Augustus. Jadi, Februarius hanya berjumlah 28 hari dan 29 hari di tahun kabisat.

Tahun terus berganti dan Kalender Romawi menunjukan kesalahannya lagi. Hal ini kemudian dikoreksi oleh Paus Gregorius XIII yang merupakan pimpinan gereja Katolik di Roma (1582).

Setelah dikoreksi, Paus Gregorius mengambil keputusan yaitu menetapkan bahwa awal tahun diubah menjadi tanggal 1 Januari dan bulan Desember menjadi penutup.

Nama Februari sendiri berasal dari nama sebuah festival di Romawi yaitu Februa, yang merupakan festival untuk penyucian.

Festival ini biasa diadakan pada hari ke-15 di bulan tersebut. Nama Februa mengacu pada salah satu suku kuno yang bertempat di Romawi, yaitu suku Sabine.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini