Peluang ini kemudian diperbesar pula dengan adanya penetrasi dan kontribusi penggunaan internet per tahun 2022 yang hampir menyentuh angka 100%.
Sayangnya, peluang ini turut diikuti oleh gangguan informasi yang terdapat di jagad digital mIndonesia, berupa misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.
Katadata Insight Center dalam Survei Literasi Digital Indonesia 2021 mencatat bahwa hoaks politik sangat mendominasi menjelang tahun dilaksanakannya pemilihan umum.
Hal ini kemudian diperparah dengan adanya polarisasi politik, momok pascakebenaran (post-truth), efek gelembung (bubble effect/filter bubble), ruang gema (echo-chamber) matinya kepakaran (death of expertise), dan msistem otak yang bekerja lebih emosional (croc brain).
โBentuk-bentuk tipu muslihat informasi digital tersebut dapat kita lihat melalui iklan-iklan politik
yang (bisa jadi) membawa kita pada kesesatan informasi. Namun dengan segala ancaman
yang ada, saya tetap optimis dan berharap kepada generasi muda untuk selalu menyalurkan
suaranya serta mengambil peran dalam melawan hoaks di tahun politik mendatang,โ ungkap Zainuddin, yang juga merupakan pelatih cek fakta tersertifikasi Google News Initiative.
Zainuddin Muda Z. Monggilo turut memperkaya sesi diskusi dengan menyisipkan sudut
pandang mengenai pentingnya literasi dan cek fakta dalam menghadapi tahun politik 2024.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan disiplin verifikasi, mencakup menyunting dengan sikap skeptis, memeriksa akurasi data, menghindari asumsi, dan bersikap waspada terhadap anonimitas.
Follow Berita Okezone di Google News