JAKARTA - Zahid Azmi Ibrahim yang sebelumnya menjalani pendidikan perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung memutuskan untuk mengundurkan diri dan memilih untuk pindah universitas. Zahid sempat menjalani gap year selama 8 bulan sampai akhirnya menerima beasiswa di sebuah universitas di Jepang yaitu Ritsumeikan Asia Pacific University (APU).
Zahid Azmi Ibrahim merupakan konten kreator edukasi yang kerap membagikan ilmu bermanfaat bagi penonton, di antaranya tips belajar bahasa asing, tips berbicara di depan umum, dan cara agar lebih produktif. Banyak peminat, kini Zahid memiliki lebih dari 326.000 subscribers di YouTube channel miliknya.
Pada video YouTube yang diunggahnya pada tanggal 19 Juli 2022, Zahid membagikan apa saja 5 hal yang harus dihindari untuk mencapai tujuan-tujuan kita dalam hidup.
Menunggu waktu yang sempurna. Lakukan saja versi termudah dari setiap aktivitas. Ketika kita berpikir untuk menunggu waktu yang sempurna, waktu tersebut justru tidak akan datang karena pasti akan selalu ada hal baru yang akan menunda “waktu sempurna” itu tadi. Sebagai contoh, ketimbang kita menunggu waktu yang pas untuk mulai langsung berolahraga lari, buatlah versi termudahnya dengan mulai lari selama 10 menit terlebih dahulu setiap hari supaya lama-lama menjadi kebiasaan.
Menyalahkan orang lain atas kesalahan kita sendiri. Lebih baik refleksikan kesalahan diri sendiri daripada harus menyalahkan orang lain dengan alasan-alasan yang sebetulnya juga belum tentu benar. Alih-alih menyalahkan orang lain, fokus ke diri sendiri dapat membantu kita lebih cepat berkembang.
Memuaskan semua orang. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dan pandangan yang berbeda-beda dari berbagai hal. Apabila kita percaya bahwa apa yang kita lakukan benar (tanpa merugikan orang lain), lakukan dan pertahankan saja hal tersebut. Dengarkan kata diri sendiri, karena kita yang akan hidup dengan konsekuensi tersebut.
Mengumumkan tujuan kita. Apabila orang-orang percaya bahwa kita bisa mencapai suatu goals, kita jadi merasakan kesuksesan yang prematur. Sebaliknya, apabila orang-orang tidak percaya bahwa kita bisa mencapai suatu goals, hal tersebut membuat kita menginternalisasi dan menganggap bahwa kita tidak bisa. Hal tersebut membuat kita terdorong untuk membuktikan kepada orang-orang yang salah, dan bukan untuk melakukan sesuatu untuk perkembangan diri kita.