MALANG - Persyaratan menjadi mahasiswa Diploma III Universitas Brawijaya good looking yang sempat viral disebut karena memenuhi permintaan dunia usaha.
Hal ini sesuai sistem pembelajaran yang ada di Diploma III Universitas Brawijaya, yang masuk pada Fakultas Vokasi.
Ketua Departemen Bisnis dan Hospitality Fakultas Vokasi UB San Rudianto mengungkapkan, pihaknya mengkombinasikan pendidikan teoritis akademis yang ditetapkan oleh Fakultas Vokasi dengan praktisi dunia usaha dan industri.
"Banyaknya praktisi dunia usaha dan industri yang menjadi tenaga pengajar (Dosen) di Fakultas Vokasi UB, agar mahasiswa selain memperoleh ilmu terapan juga mendapatkan ilmu praktis langsung dari praktisi di dunia usaha dan industri," ucap San Rudianto kepada MNC Portal pada Rabu pagi (20/7/2022) di Universitas Brawijaya Malang.
Menurutnya, sesuai gagasan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim secara konkrit berhasil diterapkan di Fakultas Vokasi.
Pengalaman Menteri Nadiem dalam dunia startup dan industri digital, juga membuat pendidikan Vokasi tertantang menghasilkan mahasiswa yang sesuai kebutuhan zaman.
"Vokasi UB telah memulai menerapkan penyesuaian kurikulum (MBKM) dengan salah satunya mengkonversi program magang kerja mahasiswa dengan mata kuliah yang relevan dalam satu semester," ucapnya.
Caranya dengan menciptakan link and match, serta menggandeng mitra dari dunia usaha dan industri untuk memenuhi permintaan tenaga kerja yang berkualitas.
Hal ini ditunjang dengan fasilitas praktikum hingga adanya gedung laboratorium industri ekonomi kreatif, yang di antaranya memiliki fasilitas Co Working Space, laboratorium restoran indoor dan outdoor, laboratorium olah makanan, laboratorium front office dan back office, workshop interior, laboratorium kamar hotel, laboratorium mini bar, laboratorium MICE (Meetings, incentives, conferencing, exhibitions), studio gambar, laboratorium fotografi dan videografi, laboratorium motion capture, workshop elektronika, laboratorium komputer, dan auditorium.
Hal itu demi menunjang pendidikan vokasi untuk bisa mengarahkan mahasiswa mengembangkan keahlian terapan, beradaptasi pada bidang pekerjaan tertentu dan dapat menciptakan peluang kerja.
Selain itu, pendidikan vokasi menganut sistem terbuka (multi-entry-exit system) dan multimakna (berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak, dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup life skill.
"Pendidikan vokasi berorientasi pada kecakapan kerja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan serta sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja," tuturnya.
"Dengan berbagai peluang dan keunggulan tersebut, sudah selayaknya Vokasi UB bukan sekedar mendapatkan predikat “Good Looking”, namun juga “Good Quality” dan “Good Prospect” untuk menjadi pilihan masyarakat mengenyam pendidikan ilmu terapan, yang siap diserap dan bersaing di dunia kerja, dunia usaha dan dunia industri di Indonesia ke depan," pungkasnya. (bul)
(Khafid Mardiyansyah)