Meski tidak punya latar belakang istimewa, Bahlil akhirnya juga mampu menduduki jabatan sebagai Ketua HIPMI. Ia mengatakan, untuk menempati posisi ini harus dibarengi pengalaman jatuh-bangunnya sebagai pengusaha.
“Pengusaha yang hebat itu jatuh-bangun. Sudah di atas, jatuh ke bawah,” tambahnya.
Pengusaha by nasab vs by nasib
Di hadapan 600-an mahasiswa UNS yang hadir secara luring, Bahlil mengatakan ada dua jenis pengusaha berdasarkan kondisinya, yakni pengusaha by nasab dan by nasib.
Pengusaha by nasab disebutnya merupakan orang-orang yang mewarisi kekayaan keluarga, baik sebagai generasi kedua maupun ketiga.
Sedangkan, Bahlil menyebut dirinya sebagai pengusaha by nasib yang dibayangi ketakutan apabila mengalami kegagalan dan penuh risiko.
“Tapi, nasib itu harus diperjuangkan. Tidak cukup belajar dan berdoa saja. kalau pengusana by nasib tidak bagus ya jadi ‘monyet’ mau mengharapkan siapa?” ungkapnya.
Meski ada pengusaha by nasib dan by nasab, Bahlil menekanan pentingnya pengusaha by design di masa depan. Jenis pengusaha ini dikatakan Bahlil harus dipersiapkan sejak sekolah dan kuliah.
“By desain itu adalah gabungan pengusaha by nasab dan by nasib. Belum tentu lho orang yang punya duit bisa memenagkan semua pertarungan. Karena uang itu bukan tujuan utama, melainkan siasat,” pungkasnya.
(Angkasa Yudhistira)