"Total ada lima kelompok siswa, yang mengerjakan pesanan secara bergantian di dapur sekolah. Masing masing kelompok, telah mengerjakan hingga 500 toples. Pemesan mayoritas didapatkan dari media sosial," jelas Wahyu.
Pengalaman berbisnis ini, menjadi hal berharga bagi siswa. Selain bisa belajar membuat kue kering mulai nastar, sagu keju, hingga kastengel, siswa juga mendapat uang saku tambahan dari kegiatannya ini.
Cookies yang dibuat dijual mulai harga Rp25 ribu per toplesnya. Tersedia juga kemasan hampers lebaran. Karena pesanan yang membludak, mereka membatasi pesanan sampai pertengahan bulan mendatang.
(Khafid Mardiyansyah)