JAKARTA - Psikolog dan dosen Universitas Gajah Mada (UGM), Novi Poespita Chandra mengatakan, institusi pendidikan perlu membangun dan memperkuat dukungan sosial kepada pelajar dan mahasiswa yang sedang berjuang menjalani pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19.
Ia menambahkan, permasalahan yang dihadapi saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak hanya soal keterbatasan akses internet saja, tetapi juga kesehatan mental yang dirasakan para pelajar yang dapat mempengaruhi pencapaian akademik.
“Ternyata berdasarkan riset dari American College Health Association, 23,2 persen pelajar merasakan kecemasan, 15,4 persen lain merasakan depresi, dan 31,8 persen merasakan stres. Itu semua berdampak pada pencapaian akademis,” kata Novi saat konferensi pers virtual "Glow & Lovely Bintang Beasiswa 2021" di Jakarta, Jumat (27/8/2021).
Baca juga:Â Â Kemendikbudristek: Bantuan Kuota Belajar Bisa Akses Semua Laman
Ia melanjutkan studi tersebut juga menunjukkan hampir 91% mahasiswa merasakan stres melebihi sebelum masa pandemi.
“Ini merupakan salah satu hal penting yang harus diingat oleh seluruh institusi pendidikan, terutama pendidikan tinggi,” tuturnya.
“Yang terpenting adalah senantiasa memperhatikan kondisi well-being mahasiswa dan tidak hanya fokus pada capaian akademik saja,” kata Novi.
Baca juga:Â Â Awasi Anak saat Belajar Pakai HP agar Tak Akses Pornografi
Novi juga menjelaskan, otak bagian nalar pada manusia, yang mendukung proses berpikir pada pelajar, akan optimal ketika individu memiliki well-being yang baik atau dalam kondisi yang bahagia.
Jika individu tidak dalam kondisi bahagia dan tidak memiliki hormon-hormon dopamin, maka kondisi tersebut tidak bisa menstimulasi area penalaran dengan baik.
“Jika hal demikian terjadi, proses belajar yang semula diharapkan dapat menaikkan kompetensi akademik pun pada akhirnya tidak akan berlangsung secara optimal,” ujarnya.