Lia, yang bergabung dengan English Club di sekolah mengatakan sering merasa sedih, kesepian, dan putus asa karena harus belajar sendiri di rumah.
Menggunakan kata yang sering digunakan kaum Z, ia menggambarkan perasaannya "random banget".
Membangkitkan semangat belajar juga menjadi tantangan sendiri.
"Soal merasa stres kadang ada, sampai down, bahkan sampe pasrah, sudah nggak mau kerjain apa-apa. Nilai anjlok pun nggak peduli lagi. Padahal, sebelum pandemi, ada tugas dikit aja langsung kerjain.
"Jujur, tingkat kemalasanku meningkat. Kalau sudah stres, seharian nggak kerjain apa-apa. Walau begitu, alhamdulillah sampai sekarang nilaiku aman. Walau kebanyakan [tugas dikumpulkan] sudah lewat tenggat," ujarnya.
Emosi Naik Turun
Lia bukan satu-satunya pelajar yang terdampak akibat pandemi Covid-19.
Menurut survei yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) terhadap lebih dari 3.200 anak SD hingga SMA pada Juli 2020 lalu, sebanyak 13% responden mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan depresi ringan hingga berat selama masa "kenormalan baru".
Data yang diambil dengan mensurvei anak-anak di 34 provinsi itu juga menunjukkan presentasi anak perempuan, dengan gejala-gejala yang mengarah pada gangguan depresi, lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki.
Gejala emosi yang paling banyak dirasakan responden adalah sedih dan mudah marah.
Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia responden, kemungkinan mengalami gejala depresi semakin tinggi.
Baca Juga: Awasi Anak Belajar Online, Jessica Alba Pasang Kamera Mata-Mata
Sebanyak 93% yang menunjukkan gejala depresi berada pada rentang 14-18 tahun, sementara 7% di rentang usia 10-13 tahun.
Desy Lekahena, seorang ibu dari putri yang berusia 12 tahun di Masohi, Maluku Tengah, memperhatikan perubahan pada anaknya sejak ia belajar daring di rumah.
"Saya lihat dia sudah bosan, dia sampai bilang 'ayo ma, keluar jalan-jalan'. Saya cuma kasih pengertian kondisi kayak gini belum bisa bersosialisasi. Jadi sangat prihatin meliat kondisi anak saya," ujarnya.