Berkuliah di ITB menjadi target mimpi selanjutnya setelah ia lulus dari SMAN 1 Surakarta. “Ketika saya sampaikan kepada ayah keinginan saya untuk berkuliah, ayah tampak berkaca-kaca. Ayah mengaku tidak pernah terbayang akan dapat menghantarkan anaknya untuk berkuliah. Ayah hanyalah buruh yang terbiasa bekerja keras sejak kecil,”ucapnya.
Ayahnya pernah menjadi buruh tani, tukang becak, hingga ikut orang tanpa kepastian upah, dan kini beternak sapi pedaging secara mandiri. Ia selalu ingat pesan ayahnya untuk selalu menjaga diri dan berhati-hati dalam bertindak. Setelah mendapat restu dari orang tuanya untuk kuliah, Cahyo mulai mengurus pendaftaran masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN dan mendaftar beasiswa Bidikmisi. Ia pun sangat bersyukur ketika dinyatakan lulus seleksi menjadi mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara di ITB.
“Saya pulang ke Sragen setiap liburan semester. Setiap kembali ke Bandung, orang tua selalu membekali saya dengan satu karung beras. Saya dapat menghemat pengeluaran selama kuliah dengan menanak nasi sendiri,” kata Cahyo.
Baca Juga: Belajar Teknologi, 45 Mahasiswa Indonesia Dikirim ke China
Cahyo pernah membuka jasa laundry ketika tingkat satu. Di tingkat kedua, Cahyo masuk di jurusan Teknik Material dan aktif di berbagai kegiatan seperti menjadi tutor asrama, asisten dosen, kegiatan unit dan himpunan, serta kepanitiaan lainnya.
Ia mulai mengurangi kesibukan di luar akademik sejak memasuki tingkat ketiga dan empat, dan mulai memperdalam keilmuan dengan mengikuti perlombaan seperti PKM dan karya ilmiah, serta konferensi internasional di Malaysia dan Thailand.
“Gelar sarjana ini saya persembahkan terkhusus untuk kedua orang tua dan keluarga besarku, guru-guru dan para dosen yang dengan sabar membimbing dan membagikan ilmu pengetahuan, teman-teman seperjuangan yang mendorongku menjadi lebih baik, serta rakyat Indonesia yang telah membiayai studi saya selama mengenyam pendidikan,” kata Cahyo.
Baca Juga: Moses Mayer Penemu Aplikasi Pengelolaan Sampah yang Mengidolakan Habibie
Lalu apa motivasinya untuk selalu semangat belajar? “Keinginan untuk membanggakan kedua orangtua. Selain itu, lingkungan yang mendukung seperti teman-teman dekat yang selalu menyemangati saya. Jangan lupa untuk mencoba semua kesempatan yang ada di ITB dan di luar ITB. Buatlah timeline dan target selama kuliah agar lebih terarah. Jangan lupa untuk membangun relasi dan pertemanan yang luas,” pesannya.
(Rani Hardjanti)