
"Kalau sifatnya memprovokasi kami larang, gak boleh. Kami belum tahu secara persis masalah cerpen LGBT di USU. Saya akan datang ke USU untuk datang ke sana, tanggal 4 (4 April) saya akan ke sana," jelas pria kelahiran Ngawi 59 tahun ini.
"Saya belum tahu tepat atau tidak, kalau sifatnya memprovokasi saya akan dukung, tapi kalau sifatnya mengedukasi nanti saya ingatkan. Cerpen itu kan ada yang memprovokasi atau mengedukasi," lanjut Nasir.
Dirinya kembali menegaskan bila tak ada diskriminasi dalam pendidikan di kampus baik kaum LGBT maupun tidak. "Kami tidak ada diskriminasi antar elemen bangsa. Baik LGBT atau apa, yang tidak boleh melakukan making love di kampus tapi kalau orang LGBT kuliah ya silakan itu hak dari warga negara,"tutupnya.
(Rani Hardjanti)