Genting inovasi berbahan campuran styrofoam ini dibuat melalui proses pengolahan berbasis sains dan didesain memiliki ketahanan terhadap guncangan. Bobotnya juga yang lebih ringan dan kelentingan yang tinggi dibanding genting beton. Tekanan rata-rata (Fc’) 1,59 MPa, modulus elastisitas (Ec) 496 MPa dan modulus of ruture 0,6282 MPa dan berat rata-rata sebesar 760 kg/m3.
“Penambahan styrofoam ini dilakukan dengan komposisi tertentu, agar dihasilkan genting yang relatif ringan serta memiliki kelentingan yang optimal, sehingga dapat meminimalisasi korban jiwa akibat tertimpa reruntuhan atap akibat gempa,” tutur Muh Nur Sholeh, dosen pembimbing, yang juga sebagai pengampu mata kuliah Mekanika Rekayasa Struktur Bangunan Tahan Gempa, Sekolah Vokasi, Undip.
Produk genting inovasi yang ramah lingkungan ini bisa menyerap limbah styrofoam sebanyak 5kg/m2genteng. Jika asumsi satu rumah atapnya 40 m2 maka limbah styrofoam yang dapat diserap sebanyak 200 kg styrofoam tiap rumah.
Inovasi genting ramah lingkungan tersebut mendapat juara pertama dalam ajang kompetisi International Trade Fair of Ideas, Inventions and New Products (The iENA) yang digelar lembaga internasional AFAC, di Nurenberg, Jerman, belum lama ini. Even ini diikuti 800 peneliti muda dari 30 negara yang ikut berpartisipasi. Peserta dari Indonesia ada 2 tim, termasuk Undip.
(Rani Hardjanti)