Kemudian tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Taman Siswa. Dan tahun 1938, dia menjadi pembicara dan menyumbangkan pemikiran tentang rencana dan masa depan bahasa Indonesia dalam Kongres Bahasa Indonesia I.
Kini Ki Hajar Dewantara telah tiada. Namun atas jasanya, Indonesia bisa memahami pentingnya persamaan bahasa.
Sampai berita ini diterbitkan, postingan tersebut mendapatkan 141 retweet, 190 suka dan 2 komentar. Salah satunya dari @Muhamma57624248 yang berkomentar, “Harum namamu” ujarnya.
(Feb)
(Rani Hardjanti)