"Kapal kami dapat dikendalikan secara otomatis maupun manual, karena sudah dilengkapi dengan radio kontrol terprogram," jelas Yusuf Mahesa.
Ia juga menjelaskan proses pembuatan kapal yang terbilang panjang. Apalagi saat penentuan desain dan konstruksi kapal. Itu disebabkan oleh kerja tim yang dilakukan untuk pembuatan Patriot Plasma tersebut harus menyatukan lima kepala alias lima buah pemikiran.
Namun, kapal pengangkut sampah plastik tersebut akhirnya berhasil dibuat dengan sentuhan tangan dosen pembimbing, Dr. Sukarni yang juga merupakan dosen Teknik Mesin.
Kapal ini juga telah diujicobakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Lamongan Jawa Timur.
Mereka berharap ke depannya para mahasiswa tersebut dapat menggandeng pemerintah untuk mengembangkan kapal yang masih berupa prototipe tersebut sebagai solusi dalam mengoptimalkan pengurangan jumlah sampah di perairan Indonesia.
(Susi Fatimah)