Begitu juga, lanjut JK, dengan persoalan garam. Polemik minimnya produksi garam belakangan terakhir membuktikan Indonesia belum maksimal dalam persoalan teknologi.
"Tidak ada negara ribut garam cuma Indonesia saja. Ini artinya kita belum selesai. Padahal garam itu menyangkut orang miskin. Ribut soal garam ini berarti menyiksa orang miskin, karena mereka makan asin. Hai para insinyur bangkit dan perbaiki Indonesia di mata dunia soal garam ini," katanya.
Menristekdikti Mohamad Nasit dalam laporannya mengatakan tema Hakteknas ke-22 tahun 2017 "Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan,” dengan sub tema: “Peran Sumberdaya Manusia dan Inovasi dalam Pembangunan Maritim Indonesia.” sejalan dengan Misi Pembangunan Jangka Panjang Nasional, yakni: “Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Maritim yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasiskan Kepentingan Nasional.”
“Pemilihan tema ini adalah upaya mendorong terwujudnya visi Pembangunan Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden RI dan merupakan cita-cita besar terhadap penegakan kedaulatan ekonomi, pertahanan dan keamanan wilayah NKRI,” jelas Nasir.
Pemilihan Kota Makassar sebagai puncak Hakteknas karena Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi dengan garis pantai terpanjang di Indonesia. Pelabuhan Makassar adalah pintu gerbang pelayaran terpadat di Indonesia Timur, memiliki pelabuhan perikanan rakyat terbesar dan dinamika pembangunan pesisir yang tinggi. Hakteknas ke-22 diselenggarakan sebagai wujud apresiasi atas keberhasilan dan prestasi anak bangsa yang membanggakan di bidang iptek dengan lahirnya berbagai produk inovasi teknologi yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
(Susi Fatimah)