MAKASSAR - Bila biasanya kapal nelayan menggunakan fiber atau kayu, sejumlah mahasiswa menciptakan kapal berkonsep pelat datar yang hanya menggunakan bahan baku baja sebagai material utama kapal.
Disebut pelat datar karena konstruksi badan kapal dibangun dengan pelat-pelat baja datar yang tidak melewati proses pelengkungan pelat (bending process) yang umumnya ada pada konstruksi kapal.
Teknologi ini menyederhanakan konstruksi sehingga menghasilkan produk kapal 30 persen lebih cepat proses produksinya dan 25 persen lebih murah biaya produksinya bila dibandingkan dengn kapal umumnya.
Kapal ikan nelayan berlisensi 10 GT ini memiliki panjang 15 meter, dengan lebar 4 meter dan tinggi 2,8 meter itu dilengkapi dengan converter yang bisa mengubah bahan bakar diesel menjadi gas. Keuntungan yang didapat dengan kapal bermesin converter ini dapat menghemat bahan bakar 30 hingga 40 persen yang akan bermanfaat bagi sebagian besar nelayan di Indonesia.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, pembuatan kapal pelat datar berawal dari riset bersama untuk menciptakan kapal nelayan Indonesia tanpa lekukan dengan bahan baku baja yang cukup murah dalam perawatan dan bahan bakar.