JAKARTA - Ini riwayat pendidikan Sofyan Tan, anggota X DPR yang sebut Stella Christie diimpor dari Tsinghua University. Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Sofyan Tan, membuat kontroversi akhir-akhir ini dengan pernyataannya yang menyebut bahwa Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Riset (Dikti Saintek) Stella Christie sebagai “profesor import” dari Tsinghua University.
Sofyan Tan merupakan salah satu anggota Komisi X DPR RI fraksi Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP), ia telah menunjukkan dedikasinya dalam dunia pendidikan dan politik selama beberapa tahun.
Sofyan Tan menyelesaikan pendidikan dasarnya dan menengah di Yogyakarta. Kemudian ia melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Sofyan juga aktif berorganisasi di kampus dan kemudian bergabung dengan partai politik.
Karir politik Sofyan Tan diawali dengan keikutsertaannya di Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP). Kiprahnya di partai ini membantunya untuk maju dalam pemilihan umum legislatif (Pileg) 2019, di mana ia berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI. Sejak saat itu, Sofyan Tan terus menunjukkan komitmennya dalam membangun sistem pendidikan nasional.
Belakangan ini, nama Sofyan Tan kerap dikaitkan dengan kontroversi atas ucapannya terhadap Profesor Stella Christie. Pada pertemuannya dengan Komisi X DPR RI bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Sofyan Tan mengatakan bahwa Profesor Stella Christie sebagai “profesor import” dari Tsinghua University. Melalui pernyataannya ini, bertujuan untuk menjelaskan situasi jumlah guru besar di Indonesia yang hanya mencapai 2% dari total 314.000 dosen.
Reaksi masyarakat terhadap pernyataan Sofyan Tan sangat beragam. Beberapa warganet menilai kata “impor” tidak pantas bagi orang yang lahir dan besar di Indonesia, meski bekerja di Universitas Luar Negeri seperti Tsinghua University. Namun, sejumlah kalangan mendukung pernyataan Sofyan Tan yang menilai hal itu bisa memicu perdebatan perlunya menambah jumlah profesor di Indonesia.
Data statistik menunjukkan bahwa jumlah guru besar di Indonesia relatif sedikit dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia. Misalnya, rasio profesor di Malaysia sebesar 5,65%, sedangkan rasio profesor Indonesia hanya 2%. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dalam meningkatkan kualitas guru.
Berdasarkan data tersebut, Sofyan Tan berharap Kemendikbudristek mengambil langkah-langkah konstruktif untuk meningkatkan kualitas guru. Salah satu opsi yang diusulkan adalah meningkatkan anggaran penelitian dan menetapkan program untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ini riwayat pendidikan Sofyan Tan, anggota X DPR yang sebut Stella Christie diimpor dari Tsinghua University. Ucapan Sofyan Tan terhadap Profesor Stella Christie bisa dilihat sebagai bentuk kritik yang tulus terhadap kondisi pendidikan nasional saat ini. Masyarakat berharap diskusi ini dapat menjadi pemicu tindakan nyata pemerintah untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidikan dan infrastruktur pendidikan secara keseluruhan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)