Misalnya, seorang mahasiswa penerima KIP tinggal di Madiun, kemudian Perguruan Tinggi Negeri (PTN) impiannya adalah UGM, Yogyakarta. Nah, biaya yang dimasukkan bisa sekira Rp160.000.
Dengan asumsi, berangkat naik kereta ekonomi sebesar Rp80.000 dan pulang Rp80.000 sehingga totalnya Rp160.000.
Namun, misalnya penerima KIP Kuliah yang di Madiun tersebut lolos seleksi PTN di Universitas Indonesia (UI) perlu juga mengetahui perkiraan harganya seperti biaya dari rumah ke bandara, kemudian dari bandara ke UI di wilayah Depok, Jawa Barat.
Dia bisa memilih kereta, bus, kapal laut, ataupun pesawat terbang. Pilih moda transportasi yang dirasa aman dan mudah untuk dijangkau.
Di kolom 'Transportasi Harian', calon peserta bisa mengisi rencana transportasi yang digunakan untuk kesehariannya nanti.
Misalnya menggunakan transportasi umum seperti commuterline, busway, ojek online, dan lain-lain.
Dengan demikian bahwa biaya transportasi KIP per bulan atau per hari bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Nantinya, biaya tersebut akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah dengan syarat harus jelas dan sesuai fakta lapangan.
Simulasi Biaya Transportasi KIP
1. Transportasi Asal
Mahasiswa penerima KIP asal Madiun kuliah di UGM. Misalnya berangkat naik kereta ekonomi sebesar Rp80.000 dan pulang Rp80.000 sehingga totalnya Rp160.000. Selanjutnya, dia mengisi formulir dan menceklis opsi transportasi 'Jalur Darat'.
2. Transportasi Harian
Mahasiswa penerima KIP ngekos di daerah dekat UI, Depok. Dia menggunakan jasa ojek online dengan tarif Rp15.000 sekali perjalanan.
Jika dalam sebulan menempuh 40 perjalanan, maka estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi harian ini senilai Rp600.000. Biaya tersebut bisa diisi di formulir yang tersedia.
(Dani Jumadil Akhir)