Ahli Spesialis Kesehatan Jiwa RSUI Ungkap Perbedaan Depresi dan Baby Blues pada Ibu Melahirkan

Chindy Aprilia Pratiwi, Jurnalis
Jum'at 24 November 2023 13:02 WIB
Ini bedanya depresi dan baby blues pasca melahirkan menurut ahli (Foto: Freepik)
Share :

 


JAKARTA – Pasca melahirkan, seorang perempuan akan dihadapkan dalam fase baru kehidupan yakni menjadi ibu dan mengasuh bayinya. Sebagian merasa perubahan tersebut memengaruhi kondisi mentalnya. Para ahli Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menjelaskan dampak baby blues hingga depresi pada ibu melahirkan.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa gangguan depresi secara umum dapat mempengaruhi kesehatan mental. Hal ini dikarenakan beberapa aspek kehidupan yang dapat memicu terjadinya depresi. Setidaknya sekitar 280 juta orang di dunia mengalami depresi, yang 10% di antaranya dialami oleh ibu hamil dan ibu pasca melahirkan.

 BACA JUGA:

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RSUI dr. Danti Filiadini menjelaskan mirisnya kondisi ini kurang terdiagnosis, dikarenakan ibu yang baru melahirkan biasanya cenderung menutupi apa yang dirasakannya. Karena mungkin dukungan dari orang di sekitarnya kurang atau lingkungannya kurang memadai.

“Kondisi ini dapat berdampak buruk bila dibiarkan,” kata dr Danti, dikutip dalam keterangan resmi Jumat (24/11/2023).

 BACA JUGA:

Gejala Depresi Pasca Melahirkan

 

Menurutnya, gejala yang mungkin dapat dikenali apabila seorang ibu mengalami depresi postpartum adalah mood depresif, hilang minat, insomnia atau hipersomnia, timbul perasaan tidak berharga atau bersalah, penurunan energi, timbul pikiran untuk mengakhiri diri dan muncul pikiran terkait kematian yang berulang, gangguan konsentrasi atau sulit mengambil keputusan serta adanya perubahan berat badan.

Berbeda dengan Baby Blues

Depresi postpartum sendiri bisa berdurasi lebih dari dua minggu, dan sering kali muncul di bulan pertama setelah melahirkan. Perbedaannya dengan baby blues adalah ibu tidak memiliki pikiran untuk mengakhiri diri, sedangkan pada depresi postpartum dapat berpikir untuk mengakhiri diri.

Lantas apakah ibu dengan depresi postpartum akan berpengaruh terhadap menyakiti anak?

Dokter Danti menjelaskan gejalanya bisa banyak. Adanya rasa ingin menyakiti merupakan salah satu dari gejala tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan gejala-gejala lain juga dapat timbul sehingga seseorang bisa dikatakan terdiagnosis depresi postpartum. Lebih lanjut, untuk pengobatannya itu sendiri diperlukan penambahan terapi agar kondisi tersebut bisa kembali normal seperti biasa. 

“Dengan terapi dan pengobatan kita harapkan bisa kembali ke kondisi sebelum mengalami depresi,” tutur dr Danti.

(Marieska Harya Virdhani)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya