KALIMANTAN TIMUR - Pembangunan dan revitalisasi dua sekolah di Ibu Kota Nusantara (IKN) mulai dilakukan. Salah satunya adalah SDN 020 Sepaku, sekolah yang selama ini rawan di lokasi banjir.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengklaim pemerintah menyediakan pendidikan bermutu, terutama ketika nanti Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat mulai pindah ke IKN. Ada 5 SDN lainnya yang sedang direvitalisasi.
BACA JUGA:
Saat ini, SDN 020 Sepaku berada di lokasi yang rawan banjir, sehingga kegiatan belajar-mengajar terganggu kala terjadi banjir. Pemerintah daerah berkolaborasi dengan Astra kemudian berinisiatif untuk membangun kembali sekolah di lokasi yang lebih aman, dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang lebih baik.
“Saya yakin revitalisasi ini akan membuat proses belajar mengajar menjadi jauh lebih aman dan nyaman,” ujar Nadiem dalam keterangan resmi kepada Okezone, Jumat (3/11/2023).
Di samping pembangunan infrastruktur di IKN yang semakin pesat, Nadiem juga menekankan pentingnya peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, Menteri Nadiem mengapresiasi kolaborasi dan gotong royong pihak swasta serta organisasi nonprofit dalam membangun sekolah di IKN.
BACA JUGA:
“Saya harap saya akan datang lagi ke sini dan melihat sekolah yang berbeda. Tapi yang lebih penting lagi di dalam ruang kelasnya saya harap jauh lebih interaktif, lebih menarik, dan benar-benar memerdekakan generasi kita,” ujarnya.
Nadiem juga mendorong satuan pendidikan di IKN turut mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, seperti yang sudah diterapkan oleh 300.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. “Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi sekolah untuk pertama kalinya mereka tidak lagi terbeban dengan bahan ajar yang luar biasa banyaknya, seperti yang pernah disampaikan Pak Presiden kepada saya. Anak disuruh hafalan saja dan guru kejar tayang materi kurikulum. Dengan Kurikulum Merdeka, materi dipangkas hampir 30-40 persen, sehingga sekarang yang terpenting adalah kedalaman analisa dan kemampuan berpikir kritis,” jelas Nadiem.
Tidak hanya menitikberatkan pada penerapan Kurikulum Merdeka, ia juga mengajak guru dan tenaga kependidikan untuk memanfaatkan transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan melalui Platform Merdeka Belajar (PMM) yang telah digunakan oleh lebih dari 2,8 juta guru di seluruh Indonesia untuk saling belajar dan berbagi. Begitupun dengan pemanfaatan hasil Asesmen Nasional (AN) sebagai acuan bagi kepala sekolah untuk membantu tata kelola satuan pendidikan.
BACA JUGA:
Kepala Sekolah SDN 020 Sepaku, Pujianto, merespons positif proyek revitalisasi sekolah ini. “Senang sekali, karena kondisi sekolah kami yang tidak layak, alhamdulillah kami bisa dapat sekolah yang (akan dibangun) luar biasa bagusnya,” ujarnya.
Salah satu murid kelas satu SDN 020 Sepaku, Fanaya Ashalina, mengaku bangga bahwa sekolahnya terpilih dalam proyek revitalisasi. “Rasanya senang dan bangga bisa punya sekolah baru. Semoga enggak banjir lagi, jadi bisa sekolah dengan nyaman,” kata Fanaya.
(Dani Jumadil Akhir)