Untuk itu, Dindikbud Banten sendiri terus mendorong berbagai kegiatan yang membuka jaringan antara SMK dengan perguruan tinggi, dunia usaha, dan pihak terkait lain. Di sisi lain, penguatan soft skill terus diperkuat.
"Kebanyakan dari anak-anak kita itu tidak kuat mental, mengeluh gaji kecil, itu yang terjadi. Nah ini yang menjadi catatan bagi kami, bagi sekolah dan juga bagi komite sekolah. Jadi keberhasilan itu tidak hanya dari pengetahuan, tapi juga kepribadian mental seperti disiplin dan tanggung jawab," terangnya.
Di lokasi yang sama, Kepala SMKN 5 Tangsel, Rohmani Yusuf membeberkan peranan sekolah yang tetap memikul tanggung jawab moril terhadap siswa yang telah lulus. Di antaranya dengan melakukan penelusuran pressure study terhadap status seluruh alumni.
"Ketika anak-anak wisuda, kita lepas, maka tanggung jawab sekolah sebenarnya sudah selesai. Tetapi secara moral kami dikejar terus oleh kementerian, oleh dinas pendidikan yang disebut dengan pressure study," katanya.
"Di dalam pressure study itu, berapa persen ketercapaian lulusannya bekerja, ketercapaiannya berwira usaha, ketercapaian lulusannya melanjutkan ke perguruan tinggi negeri," imbuhnya.
Kata Rohmani, pihaknya kini menggelar job fair yang dibarengi penandatanganan kerjasama dengan puluhan perusahaan. Upaya itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sekolah menyiapkan lulusannya nanti bersaing di dunia kerja.
"Maka Alhamdulillah kemarin saya ketemu oleh Ketua Forum HRD yang diketuai Ibu Wali Kota Tangsel dan beliau siap memasilitasi SMKN 5 dengan berbagai programnya. Baik itu nanti program entrepreneur kewirausahaan ataupun program seminar penguatan sumber daya manusia," tandasnya.
(Dani Jumadil Akhir)