Ternyata Ini Penyebab Banyak Lulusan SMK di Banten Jadi Pengangguran

Hambali, Jurnalis
Kamis 12 Oktober 2023 12:27 WIB
Ternyata Ini Penyebab Banyak Lulusan SMK di Banten Jadi Pengangguran (Foto: Okezone)
Share :

TANGERANG SELATAN - Provinsi Banten menduduki peringkat pertama dari jumlah pengangguran terbuka di Indonesia.

Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, prosentasenya mencapai 7,97% Sebagian besar merupakan lulusan sekolah kejuruan, baik SMK negeri atau swasta.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten mengakui, lulusan SMK menjadi penyumbang terbesar dari jumlah pengangguran yang ada, yakni sebanyak 10% pada tahun 2023.

"Tahun kemarin 13%, sekarang sudah menurun jadi 10%, Alhamdulillah itu berkat kerja keras dari kita semua," kata Sekretaris Dindikbud Banten Lukman usai membuka pameran job fair di SMKN 5 Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (12/10/2023).

Kata Lukman, jumlah pengangguran di Banten ternyata lebih tinggi dari Provinsi Jawa Barat yang menduduki peringkat kedua. Padahal jumlah penduduk Jawa Barat jauh lebih banyak yaitu sekira 49 juta jiwa.

"Padahal kalau dilihat dari jumlah penduduk Jawa Barat lebih banyak, mungkin 3 atau 4 kali lipat dari Banten. Kalau Banten jumlah penduduknya hanya 12 juta, kalau Jawa Barat 40 sampai 50 juta," paparnya.

Menurut dia, di antara banyak penyebab jumlah pengangguran didominasi lulusan SMK adalah karena keterbatasan jaringan dengan dunia usaha berdasarkan kompetensi skil yang dimiliki sebagaimana diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

"Karena lulusan SMK itu punya keahlian, walau sebutannya baru semi profesional. Kalau SMA melamar kerja kemana saja, mau jadi OB, mau jadi apa, diterima. Kalau anak-anak SMK dia punya keahlian, kayak tadi pengelasan, farmasi, dan desain grafis. Kan tidak mungkin lulusan grafis diterima di bagian pengelasan, pintunya sudah jelas," ungkapnya.

Untuk itu, Dindikbud Banten sendiri terus mendorong berbagai kegiatan yang membuka jaringan antara SMK dengan perguruan tinggi, dunia usaha, dan pihak terkait lain. Di sisi lain, penguatan soft skill terus diperkuat.

"Kebanyakan dari anak-anak kita itu tidak kuat mental, mengeluh gaji kecil, itu yang terjadi. Nah ini yang menjadi catatan bagi kami, bagi sekolah dan juga bagi komite sekolah. Jadi keberhasilan itu tidak hanya dari pengetahuan, tapi juga kepribadian mental seperti disiplin dan tanggung jawab," terangnya.

Di lokasi yang sama, Kepala SMKN 5 Tangsel, Rohmani Yusuf membeberkan peranan sekolah yang tetap memikul tanggung jawab moril terhadap siswa yang telah lulus. Di antaranya dengan melakukan penelusuran pressure study terhadap status seluruh alumni.

"Ketika anak-anak wisuda, kita lepas, maka tanggung jawab sekolah sebenarnya sudah selesai. Tetapi secara moral kami dikejar terus oleh kementerian, oleh dinas pendidikan yang disebut dengan pressure study," katanya.

"Di dalam pressure study itu, berapa persen ketercapaian lulusannya bekerja, ketercapaiannya berwira usaha, ketercapaian lulusannya melanjutkan ke perguruan tinggi negeri," imbuhnya.

Kata Rohmani, pihaknya kini menggelar job fair yang dibarengi penandatanganan kerjasama dengan puluhan perusahaan. Upaya itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sekolah menyiapkan lulusannya nanti bersaing di dunia kerja.

"Maka Alhamdulillah kemarin saya ketemu oleh Ketua Forum HRD yang diketuai Ibu Wali Kota Tangsel dan beliau siap memasilitasi SMKN 5 dengan berbagai programnya. Baik itu nanti program entrepreneur kewirausahaan ataupun program seminar penguatan sumber daya manusia," tandasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya