YOGYAKARTA - Sebanyak 400 dari 1000 anak usia sekolah di Indonesia mengalami gangguan mata atau kelainan refraksi. Peningkatan jumlah penderita gangguan mata diperkirakan akibat dari dampak pandemi yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh sehingga memicu anak sering menggunakan gadget.
Terjadinya peningkatan gangguan refraksi mata pada anak ini diungkapkan Ikatan Profesi Optometris Indonesia atau Iropin di Yogyakarta. Tren peningkatan penyakit gangguan penglihatan atau kelainan refraksi pada anak terjadi dalam dua tahun terakhir.
Salah satu hal yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kemungkinan karena efek dari pandemi yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh sehingga memicu anak sering menggunakan gadget.
BACA JUGA:
Sementara itu profesi optometrist sendiri memiliki keahlian khusus dalam pemeriksaan mata. Mereka mengoreksi jika ada kelainan refraksi pada mata serta memberikan alat bantu penglihatan.