Tips Ajari Siswa Teknologi ChatGPT untuk Belajar, Bukan Menyontek

Marieska Harya Virdhani, Jurnalis
Rabu 13 September 2023 22:14 WIB
ChatGPT akan mempermudah cara belajar siswa (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Dunia pendidikan khawatir dengan adanya kemajuan teknologi dengan ChatGPT. Pasalnya, ChatGPT dapat terlibat dalam percakapan dan menghasilkan esai, kode komputer, bagan, dan grafik yang sangat mirip dengan yang dibuat oleh manusia.

Para pendidik khawatir siswa dapat menggunakannya untuk menyontek. Semakin banyak distrik sekolah di seluruh negeri yang memutuskan untuk memblokir akses ke ChatGPT di komputer dan jaringan.

Dilansir dari The Conversation, Rabu (13/9/2023), para ahli menemukan alasan utama siswa menyontek adalah motivasi akademis mereka. Misalnya, terkadang siswa hanya termotivasi untuk mendapat nilai tinggi, sedangkan di lain waktu mereka termotivasi untuk mempelajari semua yang mereka bisa tentang suatu topik.

Oleh karena itu, keputusan untuk menyontek atau tidak sering kali berkaitan dengan bagaimana tugas dan ujian akademik disusun dan dinilai, bukan pada ketersediaan jalan pintas teknologi. Ketika mereka mempunyai kesempatan untuk menulis ulang esai atau mengulang ujian jika awalnya mereka tidak mengerjakannya dengan baik, kecil kemungkinan siswa untuk menyontek.

Guru dapat menggunakan ChatGPT untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya dan mencegah kecurangan. Berikut tiga strategi untuk mengajari siswa ChatGPT.

 BACA JUGA:

Fungsi ChatGPT untuk Siswa

 

1. Perlakukan ChatGPT sebagai mitra belajar

Penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih cenderung menyontek ketika tugas dirancang sedemikian rupa sehingga mendorong mereka untuk mengungguli teman sekelasnya. Sebaliknya, siswa cenderung tidak menyontek ketika guru memberikan tugas akademis yang mendorong mereka untuk bekerja secara kolaboratif dan fokus pada penguasaan konten dibandingkan mendapatkan nilai bagus.

Memperlakukan ChatGPT sebagai mitra pembelajaran dapat membantu guru mengalihkan fokus siswanya dari kompetisi dan kinerja ke kolaborasi dan penguasaan. Misalnya, seorang guru sains dapat menugaskan siswanya untuk bekerja dengan ChatGPT untuk merancang kebun sayur hidroponik. Dalam skenario ini, siswa dapat terlibat dengan ChatGPT untuk mendiskusikan kebutuhan sayuran yang terus meningkat, bertukar pikiran tentang ide desain untuk sistem hidroponik, dan menganalisis pro dan kontra dari desain tersebut. Kegiatan-kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan penguasaan konten karena fokus pada proses pembelajaran dan bukan hanya pada nilai akhir.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya