Karnaji menegaskan, meningkatnya penggunaan energi di semua sektor selain mengurangi cadangan energi yang ada, juga menyebabkan meningkatnya produksi emisi gas CO2.
“Kami mulai mengerjakannya sejak bulan November tahun 2021 dan selesai satu bulan kemudian. Kincir angin tersebut berada di kawasan rumah kompos Kampus Merr (C). Tujuan pembangunan di kawasan tersebut agar kincir angin agar dapat memenuhi kebutuhan listrik pada mesin penggiling dan mesin lain di rumah kompos yang dimiliki oleh Unair,” tuturnya.
Cara Kerja yang Cukup Sederhana
Keberadaan kincir angin di rumah kompos nantinya akan menjadi pusat kawasan energi hijau.
Segala aktivitas yang ada di sana sepenuhnya menggunakan teknologi tersebut.
Cara kerjanya juga cukup sederhana. Karnaji menjelaskan bahwa energi angin akan diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin.
Selanjutnya, kincir angin akan menghasilkan energi listrik.
Sebelum dapat bermanfaat untuk menyalurkan listrik, energi listrik pada kincir angin akan tersimpan ke dalam baterai terlebih dahulu.
Kincir angin menggerakkan turbin dengan kapasitas 1000 watt dengan kapasitas penyimpanan sebesar 4000 watt.