Instrumen untuk menganalisis risiko dan kerugian pun perlu membutuhkan banyak disiplin ilmu. Dengan demikian, pemetaan dampak pencemaran akan lebih baik. Prof. Sunardi mencontohkan, saat ini diketahui muncul penyakit mental yang berkaitan dengan pencemaran, dan ilmu toksikologi atau sains pencemaran harus mengintegrasikan instumen-instrumen yang bisa digunakan untuk melihat gangguan mental.
“Ini harus terintegrasi dengan disiplin ilmu yang lain termasuk instrumen-instrumen yang lain. Kelihatannya membutuhkan banyak disiplin ilmu sehingga kerusakan itu menjadi terpetakan dengan lebih baik. Sehingga tidak lagi underestimate apalagi menjadi sebuah eksternalitas, artinya biaya kerugian tidak dimasukan di dalam ongkos pembangunan,” ujarnya.
(Khafid Mardiyansyah)