YOGYAKARTA - Keterbatasan tidak menghalangi untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat, seperti penyandang tuna netra di Kabupaten Lima Puluh Kota, seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mendirikan enam pondok tahfis di kampung halamannya di sela-sela menjalani kuliah secara daring.
Akhlaqul Imam, remaja penyandang tuna netra warga Halaban, rumahnya tidak pernah sepi dari kunjungan anak-anak yang ingin belajar tahfis di rumahnya. Selain di rumah, imam juga berkeliling mengajarkan tahfis dari masjid atau mushola-mushola.
Baca juga: Mengharukan di Balik Dosen yang Selalu Mematikan Kamera saat Mengajar, Ternyata...
Aktifitas ini sudah ia jalani semenjak tahun 2019 hingga sekarang, dengan kemampuannya menghafal Alquran, sudah enam pondok tahfis yang ia dirikan di beberapa tempat. Kemampuannya menghafal Alquran sudah di asah semenjak usia sekolah, baik dari lingkungan keluarga maupun di pondok tahfis.
“Ide awal membuat pondok tahfis ini berawal dari belum banyaknya pondok-pondok tahfis, dan banyak anak-anak yang berminat untuk belajar tahfis,” kata Imam, Kamis (16/9/2021).
Baca juga: Mahasiswa UGM Teliti Nanospray Penyembuh Luka dari Daun Pandan Wangi dan Cengkih