Hal itu pun, turut diikuti dengan budaya gemar membaca yang diketahui tertanam pada aktivitas sehari-hari masyarakat Finlandia. Budaya baca di sana, ditetaskan kepada anak-anak dengan mewajibkan pelajar untuk membaca satu buku setiap minggu. Hoaks yang tersebar dan mudah dikonsumsi oleh khalayak Indonesia, dianggap turut berperan dalam mengakibatkan menurunnya gerakan membaca di Indonesia.
Penulis buku, Maman Suherman pernah mengungkapkan, kondisi masyarakat Indonesia terhadap minat baca sangat memprihatinkan khususnya di era perkembangan teknologi komunikasi.
Pria yang akrab disapa Kang Maman ini menyebutkan, minat baca dapat membuat orang lebih pandai memilah fakta. "Orang lebih percaya kepada sesuatu yang bukan fakta. Apa yang didengar langsung disebar," ucapnya.
Budaya gemar membaca diharapkan dapat membawa rakyat Indonesia, mampu menyaring fakta yang patut diyakini. Kekhawatiran akan bahaya hoaks akibat kurang membaca, juga turut dirasakan Maman.