JAKARTA - Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Republik Indonesia, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meresmikan Pusat Produksi Sel Punca dan Produk Metabolit Nasional. Inovasi ini diciptakan dengan kolaborasinya dengan FKUI-RSCM dan PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF).
Melansir keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (18/12/2019), sel punca atau stem cell adalah sel yang memiliki kemampuan (potensi) untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik membentuk berbagai jaringan tubuh. Sel ini mampu berubah menjadi berbagai jenis sel matang yang khas (diferrentiate), mampu beregenerasi sendiri (self-regeneration), dan pada dasarnya merupakan blok pembangun (building block) pada tubuh manusia.
Baca Juga: Industri Digital Butuh Ahli Coding, Menristek: Kita Dorong
Terapi penyakit degeneratif atau penyakit seperti trauma, autoimun, keganasan dan lain sebagainya umumnya tersedia hanya untuk mengurangi gejala namun tak menghentikan proses degeneratif itu sendiri. Saat ini belum ditemukan obat maupun cara pengobatannya.
Sel punca hadir dan bertindak layaknya sistem perbaikan internal (internal repair system). Ketika sel ini membelah, masing-masing sel baru memiliki potensi tetap sebagai sel yang sama atau menjadi sel jenis lain dengan fungsi yang spesifik, seperti tulang, sel otot, sel saraf, sel darah merah, atau sel otak. Sifat ini diyakini membuat sel punca dapat digunakan untuk mengisi dan memperbaharui sel jaringan yang rusak akibat berbagai penyakit.
Tidak hanya sel punca, produk metabolitnya juga memiliki kandungan berbagai faktor pertumbuhan untuk menunjang regenerasi jaringan dan fungsi organ. Melihat potensi ini, sel punca dan produk metabolitnya memiliki peran penting dan menjanjikan di bidang kesehatan masa depan.
"Saya lega melihat hasil riset terkait sel punca ini karena berdampak bagi masyarakat luas. Saya harap, semakin hari stem cell kita makin bagus kualitasnya dan dapat memberi pelayanan lebih banyak ke masyarakat." papar Bambang.
Follow Berita Okezone di Google News