Mahasiswa Unila Gagas Aplikasi Pakar Ibu Hamil

Vanni Firdaus Yuliandi, Jurnalis
Kamis 06 September 2018 15:57 WIB
Foto: Mahasiswa Unila gagas aplikasi pakar ibu hamil (Dok. Unila)
Share :

JAKARTA – Tiga mahasiswa Universitas Lampung (Unila) program studi Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Ilkom FMIPA), yakni Aris, Brian Arnesto Sitorus, dan Putra Pribowo tampil menjadi salah satu peserta dari ribuan mahasiswa dalam ajang bergengsi Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) beberapa waktu lalu, 29 Agustus hingga 1 September.

Meski belum dapat membanggakan Unila untuk meraih medali diajang bergengsi tersebut, namun mereka bertiga mampu masuk di ajang pimnas yang bersaing dengan 120 tim dari kampus ternama lainnya.

Melansir dari website Unila, Kamis (6/9/2018) Brian Arnesto Sitorus merupakan salah satu mahasiswa yang mengembangkan aplikasi pakar “Kasih Ibu”.

Mewakili rekannya, Brian mengatakan bahwa aplikasi pakar kasih ibu ini sengaja dibuat untuk mendeteksi keluhan ibu hamil dan penyakit anak.

Terdapat empat fitur utama pada aplikasi yang berlatar belakang warna biru tersebut, di antaranya perawatan ibu hamil, deteksi penyakit anak, arti nama untuk anak dan konsultasi.

Untuk fitur perawatan ibu hamil, masyarakat bisa menanyakan kepada aplikasi tersebut mulai dari keluhan ibu hamil pada trimester I hingga III, tips ibu hamil untuk periksa kehamilan itu kapan saja. Lalu hal yang harus dihindari oleh ibu hamil, perkembangan janin, tanda bahaya persalinan, cara memerah dan menyimpan ASI hingga keperluan apa saja yang harus dibawa saat akan melahirkan.

Di aplikasi ini juga ada terdapat data 24 penyakit dengan penjelasan dan pencegahannya, serta terdapat juga kolom konsultasi untuk masyarakat menanyakan berbagai hal tentang penyakit yang diderita anak-anak.

“Berharap dengan adanya aplikasi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi ibu hamil yang diharuskan untuk mengunduh aplikasi ini di playstore dan langsung bisa digunakan. Dengan kita berbagi informasi ini, harapannya angka kematian bayi itu bisa menurun dan masyarakat juga anak-anak terhindar dari penyakit,” katanya.

Aplikasi “Kasih Ibu” dibuat bukan untuk sembarangan, banyak pengalaman yang berkesan dibalik pembuatan dan munculnya aplikasi ini. Brian menceritakan dimana sang ibunda pada 10 tahun lalu saat dirinya masih SMP mengalami penyakit miom atau kanker rahim yang telah divonis dokter tak bisa hidup lebih lama lagi.

Kemudian Brian merasa bersalah karena saat itu dirinya harus pergi dari kampung halaman Pematang Siantar,Sumatera Utara untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Akan tetapi pada saat itu Brian pun mengurungkan niatnya untuk melanjutkan ke studinya tersebut.

Pada tahun 2013 silam ada tawaran beasiswa untuk dirinya pergi ke German. Karena melihat kondisi ibundanya sakit ia pun menunda studinya. Jadi selama dua tahun ia pun bekerja lepas untuk selalu bisa bertemu dengan sang ibunda. Karena baginya pendidikan tinggi itu bukan jaminan untuk bisa membahagiakan orangtuanya semasa hidup dan harta yang paling berharga itu orangtua.

Secara mukjizat pada saat dirinya hendak merantau ke Lampung, penyakit miom yang diderita ibundanya itu hilang saat di medical check up oleh dokter. Hingga sekarang ini orangtuanya masih sehat dan vonis itu mengutkannya bahwa kuasa tuhan itu ada.

Berangsur-angsur penyakit yang diderita sang ibunda sudah cukup membaik, akhirnya pada tahun 2016 Brian melanjutkan pendidikannya dengan mendaftarkan diri ke Universitas Lampung (Unila) melalui program bidikmisi di Program Studi Ilmu Komputer.

Berkenalan dengan seorang mahasiswi kebidanan, menguatkan dirinya untuk terus belajar tentang rahim dan juga tentang kehamilan. Desakan itu menguatkannya juga untuk mengetahui penyakit miom tersebut.

Alhasil pada April lalu dirinya bersama kedua rekannya memberanikan diri untuk membuat aplikasi “Kasih Ibu” tersebut. Suka duka pastinya dilalui bersama dua rekannya itu, selain siklus tidur menjadi berkurang hingga membagi waktu kuliah juga membuatnya memutar otak.

Hingga akhirnya, Brian dan kedua rekannya memberanikan diri untuk mengikutsertakan program karya cipta ini diajang pimnas (Pekan Ilmiah Nasional), dan proposal tersebut juga diterima oleh Kemenristek Dikti hingga akhirnya bisa mengikuti ajang bergengsi tersebut.

Ketua Kelompok Aris menambahkan bahwa pembuatan aplikasi itu dengan pembagian tugas dirinya sebagai analisis sistem. Putra sebagai programmer dan Brian itu sebagai designer sekaligus juru bicara kelompok aplikasi “Kasih Ibu”. Saat presentasi di Pimnas, timnya tidak sedikut pun merasa grogi karena semuanya telah dipersiapkan secara matang sejak April lalu.

Pada fitur arti nama itu terdapat 200-an nama anak yang telah disajikan pada aplikasi yang dibuatnya, dimana penyajian nama itu berdasarkan pandangan masyarakat hingga pandangan agama.

“Sistem kami ini memang melibatkan pakarnya dibidang kehamilan dan anak, artinya lisensi inilah yang kami jadikan pegangan dan kedepannya akan kami kembangkan lagi seperti lokasi ibu hamil, rumah sakit dan dokter,” kata Aries.

Jadi nantinya masyarakat bisa menghubungi dokter untuk memberikan penanganan ke pasien atau ambulan yang akan segera datang untuk mengambil pasien tersebut.

Sejak aplikasi ini dibuat pada April lalu dan berjarak sebulan aplikasi itu bisa diunggah di playstore untuk android. Hingga saat ini sudah ada 162 review dan 350 orang yang menggunakan aplikasi ini. Harapan Aries dan kedua rekannya kedepan aplikasi “Kasih Ibu” akan di sempurnakan lagi dan didaftarkan di HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) untuk di patentenkan.

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya