Berangsur-angsur penyakit yang diderita sang ibunda sudah cukup membaik, akhirnya pada tahun 2016 Brian melanjutkan pendidikannya dengan mendaftarkan diri ke Universitas Lampung (Unila) melalui program bidikmisi di Program Studi Ilmu Komputer.
Berkenalan dengan seorang mahasiswi kebidanan, menguatkan dirinya untuk terus belajar tentang rahim dan juga tentang kehamilan. Desakan itu menguatkannya juga untuk mengetahui penyakit miom tersebut.
Alhasil pada April lalu dirinya bersama kedua rekannya memberanikan diri untuk membuat aplikasi “Kasih Ibu” tersebut. Suka duka pastinya dilalui bersama dua rekannya itu, selain siklus tidur menjadi berkurang hingga membagi waktu kuliah juga membuatnya memutar otak.
Hingga akhirnya, Brian dan kedua rekannya memberanikan diri untuk mengikutsertakan program karya cipta ini diajang pimnas (Pekan Ilmiah Nasional), dan proposal tersebut juga diterima oleh Kemenristek Dikti hingga akhirnya bisa mengikuti ajang bergengsi tersebut.
Ketua Kelompok Aris menambahkan bahwa pembuatan aplikasi itu dengan pembagian tugas dirinya sebagai analisis sistem. Putra sebagai programmer dan Brian itu sebagai designer sekaligus juru bicara kelompok aplikasi “Kasih Ibu”. Saat presentasi di Pimnas, timnya tidak sedikut pun merasa grogi karena semuanya telah dipersiapkan secara matang sejak April lalu.
Pada fitur arti nama itu terdapat 200-an nama anak yang telah disajikan pada aplikasi yang dibuatnya, dimana penyajian nama itu berdasarkan pandangan masyarakat hingga pandangan agama.