Perwakilan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jimmy Ph. Paat, menyatakan, salah satu komponen pendidikan yang rentan dimanfaatkan adalah guru. "Garda terdepan pendidikan ini sangat menarik untuk dijadikan kendaraan kemenangan politik kelompok tertentu, misalnya dalam pemilihan kepala daerah," ujar Jimmy dalam diskusi Hari Guru Internasional di Bakoel Coffee, Cikini, Jakarta, Senin (5/10/2015).
Perwakilan dari Persatuan Guru Swasta Indonesia, Suparman, mengakui, kelompok guru memang berada di bidang yang seksi. Calon-calon penguasa yang ingin mencalonkan diri, misalnya, akan dengan semangat mengundang guru ke berbagai seminar.
"Mereka menjual isu pendidikan gratis. Padahal di sisi lain, kondisi kerja guru belum diperbaiki. Ini adalah kampanye paling mudah yang dilakukan oleh calon-calon kepala daerah," tutur Suparman.
Dia mengimbuhkan, guru menjadi tokoh yang mudah menarik hati masyarakat. Mereka pun akan ikut memilih tokoh-tokoh tertentu jika mendapat arahan dari para guru.
"Seharusnya guru juga memiliki kekuatan politik," tambahnya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)