Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Miris Guru Pedalaman Toraja, Terlilit Utang Ongkos Ojek Rp10 Juta Demi Mengajar

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Senin, 03 November 2025 |07:22 WIB
Kisah Miris Guru Pedalaman Toraja, Terlilit Utang Ongkos Ojek Rp10 Juta Demi Mengajar
Kisah Miris Guru Pedalaman Toraja, Terlilit Utang Ongkos Ojek Rp10 Juta Demi Mengajar (Foto: Instagram)
A
A
A

JAKARTA - Kisah miris seorang guru pedalaman Toraja, terlilit utang ongkos Ojek Rp10 juta demi mengajar. Inilah kisah pilu Ibu Lusiana Lembang, seorang guru PPPK yang telah mengabdikan dirinya selama 22 tahun di pedalaman Tana Toraja. 

Dia harus menempuh perjalanan 70 kilimeter setiap kali hendak mengajar di SDN 3 Mappak. Sangking jauhnya perjalanan ini digambarkan sebagai perjalanan “antara hidup dan mati.”

Satu-satunya cara menuju sekolah hanyalah dengan ojek, dengan ongkos mencapai Rp600.000 sekali jalan. Tragisnya, tunjangan khusus daerah terpencil yang menjadi haknya tak kunjung cair selama enam bulan terakhir.

Demi tetap bisa hadir di kelas dan mengajar anak-anaknya, Lusiana terpaksa berutang. Kini, utangnya telah menumpuk hingga Rp10 juta, hanya untuk membayar ongkos tukang ojek langganannya.

Perjuangan Lusiana bukan sekadar tentang medan berat dan fasilitas sekolah yang terbatas, tapi juga tentang beban finansial besar yang harus ia tanggung demi terus mengabdi di daerah pelosok.

Selama lebih dari dua dekade, ia sudah terbiasa melewati jalan terjal, licin, dan rawan longsor hanya agar bisa sampai di sekolah tepat waktu. Semua risiko itu ia hadapi dengan satu tekad: memastikan anak-anak di pedalaman tetap mendapat pendidikan yang layak.

Kini, meski tubuhnya lelah dan utang terus membayangi, semangat Lusiana untuk mengajar tidak pernah padam. Ia tetap percaya bahwa tugasnya sebagai guru sekecil apa pun adalah bentuk pengabdian untuk masa depan bangsa.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement