Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Riwayat Pendidikan Iwan Lukminto, Bos Sritex yang Ditangkap Kejagung

Djanti Virantika , Jurnalis-Rabu, 21 Mei 2025 |15:03 WIB
Riwayat Pendidikan Iwan Lukminto, Bos Sritex yang Ditangkap Kejagung
Iwan Lukminto ditangkap Kejagung. (Foto: Dokumen Sritex)
A
A
A

RIWAYAT pendidikan Iwan Lukminto menarik diulas. Sebab, bos Sritex ini baru saja ditangkap Kejaksaan Agung (Kejagung).

Iwan ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Selasa 20 Mei 2025 malam WIB. Kejagung belum merinci terkait penangkapan Komisaris Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) itu.

Iwan Lukminto (Forbes)

Tetapi, Kejagung saat ini tengah mengusut dugaan korupsi terkait pemberian kredit bank kepada perusahaan tekstil Sritex. Kini, menarik lebih jauh profil dari Iwan Lukminto, termasuk riwayat pendidikannya.

Riwayat Pendidikan Iwan Lukminto

Pria bernama lengkap Iwan Kurniawan Lukminto ini lahir di Surakarta pada 22 Januari 1982. Ia menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat, tepatnya di Johnson & Wales University. Di sana, Iwan mengambil jurusan administrasi bisnis.

Selain itu, Iwan juga memperdalam studinya di dua universitas lainnya di luar negeri. Ada Northeastern University dan Boston University.

Setelah lulus, Iwan langsung bergabung dengan Sritex. Perusahaan ini didirikan oleh ayahnya, HM Lukminto.

Dengan latar belakang pendidikan tersebut, Iwan memiliki pemahaman mendalam mengenai bisnis dan manajemen. Ilmu yang didapat pun diterapkannya di Sritex yang telah berdiri sejak 1966. Perusahaan ini berkembang menjadi salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.

 

Karier Iwan Lukminto

Profil Iwan Lukminto, Komut Sritex yang Ditangkap Kejagung Dugaan Kasus Korupsi

Di Sritex, Iwan Lukminto tak langsung menjabat sebagai direktur utama. Dia lebih dulu berkarier sebagai wakil direktur utama sejak 2014.

Kontribusinya membawa Sritex berkembang ke pasar internasional. Bahkan, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia itu memasok produknya dan garmen ke berbagai negara, di antaranya Amerika Serikat, China, dan Jerman.

Namun, Sritex hadapi tantangan besar saat pandemi Covid-19 merebak di Indonesia dan dunia. Mereka menghadapi fluktuasi harga bahan baku serta persaingan industri yang ketat. Dampaknya, kondisi keuangan Sritex goyah.

Upaya restrukturisasi utang tidak cukup untuk menyelamatkan Sritex. Mereka pun dinyatakan pailit pada 2025.

(Djanti Virantika)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement