DUNIA akademik sering kali identik dengan perjalanan panjang dan penuh tantangan. Namun, beberapa individu luar biasa telah menorehkan prestasi gemilang dengan meraih gelar doktor (PhD) di usia yang sangat muda.
Berikut sepuluh tokoh inspiratif yang membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk mencapai puncak pendidikan, dikutip dari NDTV, Rabu (21/5/2025).
Karl Witte memegang rekor sebagai pemegang gelar PhD termuda di dunia. Pada usia 13 tahun, ia meraih gelar doktor dari Universitas Giessen, Jerman, pada tahun 1814.
Dididik secara intensif oleh ayahnya, Karl menunjukkan kecerdasan luar biasa sejak dini, menguasai beberapa bahasa dan bidang studi.
Dengan IQ mencapai 210, Kim Ung-Yong dianggap sebagai salah satu anak jenius paling menonjol. Ia mulai kuliah pada usia 3 tahun dan diundang oleh NASA untuk penelitian pada usia 8 tahun. Kim meraih gelar PhD di bidang teknik sipil dari Chungbuk National University pada usia 15 tahun.
Balamurali Ambati dikenal sebagai dokter termuda di dunia, meraih gelar PhD dari Medical College of Georgia pada usia 17 tahun. Ia mulai mempelajari kalkulus pada usia 4 tahun dan menunjukkan minat besar dalam bidang kedokteran sejak dini.
Ruth Lawrence diterima di Universitas Oxford pada usia 12 tahun dan menyelesaikan gelar DPhil (setara PhD) dalam matematika pada usia 17 tahun. Saat ini, ia mengajar di Einstein Institute of Mathematics, menunjukkan dedikasinya dalam dunia akademik.
Norbert Wiener meraih gelar PhD dalam matematika dari Universitas Harvard pada usia 17 tahun. Ia dikenal sebagai pendiri bidang sibernetika dan memberikan kontribusi besar dalam pengembangan teknologi dan ilmu komputer.
Sho Yano memulai kuliah pada usia 9 tahun dan meraih gelar PhD dalam genetika molekuler dan biologi sel dari Universitas Chicago pada usia 18 tahun. Ia juga menyelesaikan gelar MD, menunjukkan keahliannya dalam bidang medis dan penelitian.
Juliet Beni meraih gelar PhD dalam psikologi dari Universitas California pada usia 19 tahun. Ia bercita-cita menjadi dokter medis, menggabungkan pengetahuan psikologi dengan praktik klinis untuk membantu masyarakat.
Charles Haskins meraih gelar PhD dari Universitas Johns Hopkins pada tahun 1890 dan kemudian menjadi profesor sejarah di Universitas Harvard. Ia dikenal sebagai sejarawan terkemuka dengan kontribusi signifikan dalam studi sejarah abad pertengahan.
Erik Demaine meraih gelar PhD dari Universitas Waterloo pada usia 20 tahun, dengan penelitian dalam origami komputasional dan bahasa kuno Inca. Ia dikenal karena pendekatannya yang inovatif dalam menggabungkan seni dan sains.
Akshay Venkatesh meraih gelar PhD dari Universitas Princeton pada usia 20 tahun, dengan fokus pada teori bilangan dan bentuk automorfik. Ia telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya dalam bidang matematika.
(Qur'anul Hidayat)