Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Contoh Teks Anekdot Politik Lucu Lengkap dengan Strukturnya

Lutfan Faizi , Jurnalis-Senin, 13 Januari 2025 |23:14 WIB
10 Contoh Teks Anekdot Politik Lucu Lengkap dengan Strukturnya
Teks Anekdot Politik (Foto: Okezone)
A
A
A

3.    Pemerintah Mencoba Mengatur Waktu

Abstraksi: Suatu hari di ruang rapat pemerintah, muncul pembahasan tentang pengaturan waktu kerja untuk meningkatkan efisiensi program-progamnya.

Orientasi: Seorang pejabat yang baru terpilih memulai pembicaraan dengan penuh semangat, “Saya ada ide bagus tentang mengatur waktu kerja dengan cara baru. Jadi, semua jam kantor akan dipercepat agar pekerjaan juga bisa selesai lebih cepat!”

Krisis: Pejabat muda yang merasa ragu kemudian bertanya, “Bagaimana bisa seperti itu, Pak? Apakah kita akan mengurangi durasi satu jam menjadi 45 menit atau membuat jam itu berjalan lebih cepat dari biasanya?” Pejabat yang mengusulkan tadi mengangguk serius, “Tepat sekali saudaraku! Kita akan membuat jam kerja lebih efisien agar waktu terasa lebih pendek dan hasilnya lebih cepat tentunya!”

Reaksi: Setelahnya, seluruh ruang rapat mulai hening. Beberapa orang mulai berbicara dengan nada pelan dengan raut muka tidak yakin, “Jadi, kalau kita berhasil mempercepat jam kerja, apakah kita juga bisa mempercepat waktu liburan?”
Pejabat senior itu mengabaikan pertanyaan tersebut dan melanjutkan, “Intinya, kita akan membuat semuanya lebih cepat tanpa mengurangi kualitas!”
 
Koda: Rapat selesai dengan penuh kebingungan. Semua orang kembali ke pekerjaan mereka tanpa ada perubahan apa pun. Namun, ide mempercepat waktu tadi tetap menjadi bahan gunjingan di seluruh kantor sebagai lelucon yang tak terlupakan.


4.    Ide Transportasi Inovatif

Abstraksi: Pemerintah mengumumkan rencana baru untuk mengurangi kemacetan di kota-kota besar.

Orientasi: Salah satu pejabat berkata, "Kita nanti akan membangun sistem transportasi baru yang canggih dan efisien, sehingga segera terbebas dari kemacetan!"

Krisis: Seorang wartawan yang meliput bertanya, "Apakah berarti kita akan mendapatkan kereta bawah tanah atau sejenisnya, Pak?"
Pejabat itu menjawab, "Bukan! Kami bakal mengembangkan jalan-jalan untuk inovasi sepeda terbang!"

Reaksi: Wartawan itu kebingungan mendengar ide pejabat tadi, "Sepeda terbang? Menteri itu mengangguk, "Ya! Ini sangat sederhana, jika ada kendaraan terbang, tidak ada lagi kemacetan!"

Koda: Setelah beberapa bulan berlalu, kota tetap macet. Sementara sepeda terbang masih menjadi angan-angan belaka.


5.    Rencana Pemangkasan Anggaran

Abstraksi: Pemerintah mengumumkan pemangkasan anggaran untuk sektor pendidikan.

Orientasi: Salah satu pejabat yang hadir memaparkan tujuan dan langkah strategis kebijakan itu ke depannya. Dia lalu berujar, “Pemotongan anggaran di sektor tadi akan membuat kita lebih fokus pada sektor lain, misalnya pembangunan infrastruktur di daerah-daerah tertinggal,”

Krisis: Seorang anggota dewan yang juga hadir bertanya, "Lalu, bagaimana nasib kualitas pendidikan jika anggaran kita dipangkas?"

Reaksi: Pejabat tadi menjawab, “Kami akan memprioritaskan sekolah-sekolah yang memiliki hasil terbaik!” Dijawab lagi oleh anggota dewan, “Bagaimana dengan sekolah-sekolah yang sudah kekurangan fasilitas, tetapi malah dananya dipotong lagi?” 

Koda: Pemangkasan anggaran terjadi, dan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah kecil di berbagai daerah terus menurun.


6.    Aksi Protes

Abstraksi: Seorang politikus dari partai berencana melakukan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah.

Orientasi: Langkah protes dianggapnya sebagai ungkapan rakyat yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah. “Aksi ini diharapkan bisa menyadarkan pemerintah agar lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan!” kata politikus tadi.

Krisis: Salah satu pengikutnya bertanya, “Jika nanti demo, apakah ini tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat?”

Reaksi: Politikus itu menjawab, "Protes ini bukan untuk saya saja, tetapi buat kebaikan bersama!" Setelah beberapa jam, protes yang digalang politikus tadi menyebabkan kemacetan parah di depan kantor wali kota.

Koda: Aksi protes selesai tanpa ada perubahan apa pun. Selain kemacetan, hanya tersisa keluhan masyarakat lainnya.


7.    Kampanye Partai Baru

Abstraksi: Menjelang pemilu, muncul partai baru yang melakukan kampanye besar-besaran.

Orientasi: Salah satu pendiri partai itu menebar janji kepada masyarakat umum, "Kami berjanji akan membawa perubahan besar dalam sistem politik di negara ini!" ujarnya.

Krisis: Seorang warga bertanya, "Apa yang membedakan partai Anda dengan lainnya? 

Reaksi: Salah satu anggota partai menjawab, "Banyak hal yang membuat kita berbeda. Salah satunya kami akan lebih transparan terkait penggunaan dana!" 

"Jika memang seperti itu, berarti Anda bisa memberitahu dari mana dana kampanye partaimu itu berasal?" tanya warga tadi.

Koda: Kampanye selesai, tapi pertanyaan warga tadi tak pernah dijawab hingga hari pemilihan.


8.    Pemerintah Bikin Pajak Makin Tinggi

Abstraksi: Pemerintah baru-baru ini mengumumkan kebijakan baru guna meningkatkan pajak bagi para pelaku usaha. 

Orientasi: Pada rapat kabinet yang juga dihadiri pengusaha, salah satu menteri terkait berkata, "Kita harus meningkatkan pajak agar defisit anggaran teratasi. Semudah itu!"

Krisis: Salah seorang pengusaha bertanya, "Lalu, bagaimana dengan usaha kami yang sedang terpuruk tiba-tiba mendapat kenaikan seperti itu?"

Reaksi: Menteri tadi menjawabnya dengan santai, "Tak perlu khawatir, kami memberikan insentif pajak bagi yang bisa bertahan!"

Koda: Pajak akhirnya tetap naik, tetapi insentif tidak kunjung datang. Pengusaha pun kebingungan mencari solusi dan mulai mengurangi karyawannya.


9.    Rencana Pemilu Online

Abstraksi: Pemerintah mengumumkan rencana pelaksanaan pemilu selanjutnya akan dilakukan secara digital. 

Orientasi: Tujuan pemilu online untuk mempermudah proses pemilihan dan efisiensi biaya. "Pemilu digital akan menghemat waktu dan biaya!" kata seorang Menteri dalam wawancara.

Krisis: Seorang wartawan bertanya, "Tapi bagaimana jika sistemnya down saat hari pemilu?" Menteri itu menjawab santai, "Jangan khawatir, kita sudah menyiapkan pencegahnya, termasuk aplikasi cadangan!"

Reaksi: Wartawan tadi berkata, "Jadi, kalau aplikasi utama gagal, kita akan menggunakan aplikasi cadangan? Contohnya apa seperti WhatsApp?"
Menteri itu tersenyum, "ide bagus! Siapa tahu, WhatsApp bisa jadi jalan keluar!"

Koda: Hari pemilu tiba dan aplikasi digital mengalami masalah besar. Pemilih akhirnya tidak bisa memberikan hak pilih.


10.    Rencana Pengurangan Pengangguran

Abstraksi: Pemerintah mengumumkan program baru untuk mengurangi pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan baru di sektor teknologi.

Orientasi: Salah satu menteri menyebut rencana ambisius tadi ke publik, "Kami akan menyediakan 1 juta pekerjaan baru di bidang teknologi dalam waktu satu tahun!" 

Krisis: Seorang warga bertanya, "Tapi bagaimana jika orang-orang tidak punya keterampilan di bidang teknologi?"
Menteri itu menjawabnya, "Masyarakat tidak perlu bingung, kami nantinya akan membuat program pelatihan gratis kepada semua elemen selama satu bulan penuh!"

Reaksi: Warga tadi tertawa, "Jadi, menurut kalian semua orang bisa belajar teknologi dalam waktu satu bulan?"
Menteri itu tersenyum lebar, "Tentu saja! Teknologi itu mudah dipelajari, kan?"

Koda: Program pelatihan teknologi gratis dimulai, namun banyak yang merasa kesulitan. 

Itulah 10 contoh teks anekdot politik lucu lengkap dengan strukturnya yang bisa disimak. Semoga bermanfaat.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement