"Pendekatannya adalah pendekatan matematika dengan logic, logicnya itu yang diajarkan. Rumus itu belakangan, rumus itu formulalisasi dari logic, seringnya kan sekarang rumusnya dulu penerapannya belakangan, ini yang seringkali menjadi masalah sehingga orang belajar matematika itu mati-matiaan," tuturnya.
Mu'ti lantas mencontohkan salah satu materi yang bisa diajarkan. Misalnya, anak-anak nantinya akan mulai diperlihatkan terkait angka, simbol hingga bentuk bangun dasar.
"Ketika nanti mengajarkan penjumlah itu nanti tidak dihitung 1+1=2 tidak begitu, tetapi mungkin Fazila, Mu'ti siapa lagi berdiri dan sambil kemudian dia bergerak, nah ini mengenal hitungan tapi dengan cara mereka bergerak-gerak, sehingga motorik kasarnya juga bergambar," jelas dia.
"Tapi dia bisa juga melompat-lompat, misalnya dibuat kotak-kotak, bahwa ini segitiga, bujur sangkar, ini persegi panjang, nanti coba kamu lompat ke arah mana. kan motorik kasarnya itu," tambahnya.
(Taufik Fajar)