Ia melakukan penelitian mengenai bio-jet fuel ini mulai dari tahun 2021 hingga saat ini pun masih dalam masa pendalaman. Ia juga berharap bisa digunakan sekala pilot bukan hanya laboratorium saja, dan juga harapan 2025 nanti dapat digunakan dengan skala lebih besar lagi dan juga bisa bermanfaat bagi masyarakat indonesia.
Nantinya hal ini dapat berdampak positif dari pengembangan bio-jet fuel berbasis kelapa juga dapat dirasakan oleh masyarakat lokal, terutama petani dan pelaku usaha kecil. Dengan meningkatnya permintaan akan bahan baku, petani kelapa di berbagai daerah berpotensi mendapatkan harga jual yang lebih baik.
“Selain itu, terciptanya lapangan kerja baru di sektor pengolahan juga menjadi insentif ekonomi bagi daerah-daerah penghasil kelapa,” katanya.
Dengan langkah strategis ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri bio-jet fuel global. Tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dunia, tetapi juga membuktikan diri sebagai negara yang mampu memanfaatkan kekayaan alamnya secara inovatif dan berkelanjutan.
“Melalui pengembangan bio-jet fuel berbasis kelapa, Indonesia semakin dekat menuju visi energi yang ramah lingkungan dan mandiri,” pungkasnya.
(Taufik Fajar)