JAKARTA - Lima mahasiswa UGM temukan potensi obat herbal dari Biji Salak dan Kulit Jeruk. Temuan ini dihasilkan dari penelitian yang dilakukan lima mahasiswa UGM yang tergabung dalam tim Cisaheal.
Penelitian dilakukan oleh Aditya Latiful Azis (Biologi 2022), Asy Syifa Paras Ceria (Biologi 2022), Shabrina Farras Tsany (Kedokteran 2021), Rahmalia Diani Saffana (Kedokteran 2021), dan Faqih Fikri Nuryanto (Farmasi 2023), dengan bimbingan Dosen.
Penelitian ini menggunakan kombinasi ekstrak biji salak pondoh (Salacca zalacca) dan kulit jeruk pamelo (Citrus maxima) dan didanai oleh Kemendikbudristek RI melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE).
Aditya menjelaskan bahwa pilihan biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo sebagai bahan untuk melawan kanker serviks didasarkan pada alasan ilmiah. Biji salak pondoh mengandung senyawa polifenol, alkaloid, dan terpenoid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Di sisi lain, kulit jeruk pamelo mengandung flavonoid dan likopen, yang memiliki potensi sebagai agen sitotoksik terhadap sel kanker.
“Penggunaan obat herbal sebagai pilihan terapi dianggap memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan obat-obatan modern,” kata Aditya dilansir dari laman UGM, Rabu (18/9/2024).
Dia juga menambahkan bahwa kombinasi biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo memiliki potensi sebagai alternatif pengobatan untuk kanker serviks dengan efek samping yang rendah. Kedua bahan ini mengandung metabolit sekunder yang berpotensi efektif dalam terapi anti kanker serviks. Selain itu, tren produksi dan konsumsi salak serta jeruk pamelo di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.